Advertisement
Kemendikbudristek Tekankan Guru Penggerak Jadi Pemimpin Pembelajaran
Guru / Ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, PALANGKARAYA—Para guru yang merupakan Guru Penggerak menempuh pendidikan untuk dibentuk menjadi pemimpin pembelajaran. Hal ini ditekankan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Kasiman menuturkan para Guru Penggerak selama pendidikan telah diberi materi tentang pembelajaran yang berpusat pada murid dan berdiferensiasi yang disesuaikan dengan transformasi Kurikulum Merdeka.
Advertisement
“Guru Penggerak itu dididik untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Semuanya sudah dikaitkan antara kurikulum kemudian gurunya yang bertransformasi,” katanya dalam kunjungan kerja Kemendikbudristek ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (20/3/2024).
Guru Penggerak merupakan pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif, dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid.
Sebelum menjadi Guru Penggerak, kata dia, para guru dengan kriteria tertentu harus mengikuti berbagai tahap seleksi yang jika mereka lolos maka akan menempuh pendidikan Guru Penggerak selama enam bulan.
Kasiman menjelaskan calon Guru Penggerak selama pendidikan akan menerima sekitar 10 modul yang meliputi pembelajaran berpusat pada murid, pembelajaran berdiferensiasi, kepemimpinan pembelajaran, serta pembelajaran asset based thinking.
BACA JUGA: Golkar Minta Jatah Lima Kursi Menteri, Pengamat: Itu Wajar
Melalui modul-modul tersebut, lanjutnya, calon Guru Penggerak diajarkan agar tidak mengeluh dengan kondisi, fasilitas, sarana, prasarana yang ada, namun justru mampu memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Guru Penggerak dipercaya akan bisa memetakan kompetensi yang ada di sekolah, kemudian mengoptimalkan demi kemajuan pendidikan dan pengembangan kualitas para murid.
“Misal guru itu punya keterampilan apa, istri atau suami guru itu punya kemampuan apa, orang tua murid punya kapasitas apa. Misalnya ada yang tukang jahit, pintar masak, pintar Bahasa Inggris. Aset itu kemudian dirangkul untuk mengembangkan sekolah,” kata Kasiman.
Menurutnya, pendidikan Guru Penggerak memang didesain agar Guru Penggerak siap menjadi pemimpin pembelajaran di satuan-satuan pendidikan di Indonesia, sehingga mampu mempengaruhi dan mengimbaskan ilmunya kepada guru lain melalui aksi nyata.
“Guru Penggerak ini tidak hanya belajar, tetapi sudah praktik aksi nyata di sekolahnya dan itu langsung diimbaskan ke anak-anak didik kita, ke guru-guru di satu sekolahan dan guru setempat di wilayahnya masing-masing,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
- Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik
- Diserang RSF, Puluhan Ribu Warga Sudan Mengungsi dari El-Fasher
- DJ Panda dan Erika Carlina akan Kembali Bertemu, Ini Tujuannya
- Perang di Sudan Kembali Pecah, Sebanyak 2.227 Orang Tewas
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Bulega Jajal Ducati MotoGP, Gantikan Marc Marquez?
- Jadwal SIM Keliling di Bantul, Sabtu 1 November 2025
- Studi Nyatakan Baterai Mobil Listrik Tahan Lama!
- Update! Jadwal KRL Jogja Solo, Sabtu 1 November 2025
- PSS Sleman Siapkan Strategi Bongkar Rapatnya Pertahanan Persipura
- Canva Luncurkan Creative OS, Revolusi Alur Kerja Kreatif dengan AI
- Jonatan Christie Melenggang ke Semifinal Hylo Open 2025
Advertisement
Advertisement




