Advertisement

BRIN dan BMKG Ungkap Penyebab Hujan Turun Awet di Indonesia

Newswire
Kamis, 14 Maret 2024 - 09:27 WIB
Mediani Dyah Natalia
BRIN dan BMKG Ungkap Penyebab Hujan Turun Awet di Indonesia Ilustrasi cuaca buruk. - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab hujan turun awet di Indonesia.

Periset Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin melalui akun X miliknya mengatakan bibit siklon tropis itu bergerak lambat dan tidak segera menjauh menuju Australia.

Advertisement

"Inilah yang telah memicu propagasi hujan yang kuat dan maraknya pembentukan badai squall line pemicu hujan persisten berhari-hari, bahkan intensitas hujan bisa ekstrem yang disertai angin kencang," ujarnya, Kamis (14/3/2024).

Erma mengungkapkan efek pergerakan bibit siklon 18S dari barat ke timur (selatan Jawa Timur) mengakibatkan hujan deras persisten di Jawa (Demak, Kudus, Pati, Semarang), Madura, dan Kupang. Hujan yang persisten dipicu oleh squall line efek dari vorteks.

Baca Juga

BMKG: Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Petir, Termasuk di Wilayah DIY

BMKG: Waspadai Potensi Hujan Lebat di Sebagian Wilayah Indonesia Hari Ini

Prakiraan Cuaca di Wilayah DIY Kamis 14 Maret 2024, BMKG: Ada Potensi Hujan Petir Siang Hari Ini

Dia mengingatkan agar wilayah Semarang dan Kupang waspada mengantisipasi dampak fenomena tersebut.

Kemunculan bibit siklon 91S yang berada di Samudra Hindia bagian tenggara, tepatnya sebelah barat daya Banten telah menimbulkan hujan di Banten dan Jabodetabek.

Menurut Erma, bibit siklon 91S yang kian mendekat ke Jabodetabek merupakan momen langka. Fenomena itu mengulang penyebab banjir besar Jakarta 2002, karena vorteks telah mengakibatkan hujan dini hari yang persisten selama berhari-hari di Jakarta.

3 Bibit Siklon

BMKG melaporkan ada tiga bibit siklon tropis di wilayah Indonesia. Bibit siklon tropis 91S yang berada di sebelah tenggara Samudera Hindia memiliki kecepatan angin maksimum 25-35 knots dan tekanan udara minimum 997 hPa bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia.

Kemudian, bibit Siklon Tropis 94S terpantau di Laut Timor bagian selatan, tenggara Nusa Tenggara Timur dengan kecepatan angin maksimum 15-20 knots dan tekanan udara minimum 1000 hPa bergerak ke arah timur.

Adapun bibit Siklon Tropis 93P masih terpantau di Teluk Carpentaria, bagian timur laut Australia, Tenggara Papua dengan kecepatan angin maksimum 15-20 knots dan tekanan udara minimum 1004 hPa bergerak ke arah timur hingga tenggara. Kemunculan tiga bibit siklon tropis sekaligus itulah yang mengakibatkan cuaca basah masih menyelimuti Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Gerindra Jaring Calon Wali Kota Jogja Lewat Komunikasi Intensif

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement