Advertisement
Kontras Tolak Rencana Penambahan Kodam, Dikhawatirkan Memunculkan Militerisme
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Agus Subiyanto untuk menambah Komando Daerah Militer (Kodam) memunculkan kontroversi. Aktivis KontraS menolak wacana tersebut karena dikhawatirkan memunculkan militerisme di Indonesia.
Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya menilai wacana tersebut tidak memiliki urgensi di tengah situasi hari ini. “Tidak ada urgensi dalam wacana penambahan kodam dari 15 menjadi 37 di Indonesia. Selain itu, kami melihat bahwa wacana ini juga sangat berbahaya di tengah permasalahan tubuh institusi TNI yang belum berhasil diatasi, yakni tentang profesionalisme prajurit dan pendekatan kekerasan di tubuh TNI,” katanya dalam keterangan resmi yang dipublikasikan di laman Kontras, Rabu (6/3/2024).
Advertisement
BACA JUGA : KPK Panggil Dua Personel TNI Ajudan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Sebagai Saksi
Dimas mengatakan, rencana penambahan kodam baru seharusnya dapat dijelaskan secara transparan dan akuntabel dalam hal kebutuhan dan menjawab problem riil di masyarakat. Menurutnya sampai dengan hari ini, tidak ada alasan konkret dan jelas yang disampaikan oleh pihak yang menyatakan terdapat wacana penambahan kodam baru.
“Pernyataan KSAD yang menyampaikan bahwa ada permintaan masyarakat terkait penambahan 22 Kodam, harus dibuktikan dengan data yang bisa diakses oleh publik, bukan pernyataan yang subyektif dan manipulatif seolah bahwa semua masyarakat menghendaki penambahan Kodam,” ujar Dimas.
Sebagai informasi, rencana penambahan kodam telah bergulir sejak 2023. Saat itu, eks KSAD Dudung Abdurachman menyatakan akan mengusulkan wacana penambahan kodam ini kepada Panglima TNI. Wacana tersebut semakin nyata setelah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan bahwa akan merealisasikan pembentukan Kodam, termasuk pada provinsi baru seperti halnya empat Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua.
Dimas menambahkan, wacana yang telah bergulir sejak 2023 tersebut menunjukkan adanya upaya pengarusutamaan pendekatan keamanan untuk menghadapi suatu permasalahan di daerah, khususnya jika dilihat dalam konteks Papua. “Bertambahnya pasukan dengan dalih penambahan kodam hanya akan memberikan ketakutan bagi masyarakat secara umum, terlebih lagi kultur kekerasan masih melekat dalam tubuh institusi TNI,” ucapnya.
Ia justru khawatir bahwa meluasnya peran ganda militer akan semakin masif beriringan dengan penambahan Kodam seperti halnya pengamanan kegiatan masyarakat seperti halnya demonstrasi dan penjagaan sektor bisnis. Di samping itu, Dimas melihat bahwa wacana penambahan kodam ini juga akan berimbas pada penambahan anggaran negara.
Sebab, penambahan kodam turut akan memacu pembangunan komando resor militer, komando distrik militer, komando rayon militer, hingga bintara pembina desa. Menurutnya, penggunaan anggaran yang mengarah pada rencana penambahan kodam ini justru mengakibatkan TNI tidak kunjung profesional dalam mengurusi pertahanan. Penambahan jumlah kodam, jelasnya, akan membebani anggaran yang tidak menghasilkan tujuan secara jelas.
BACA JUGA : Lestarikan Tradisi, Alpajuli TNI AL Serahkan Wedding Cup ke Museum Bahari Yogyakarta
“Rencana penambahan kodam ini secara tidak langsung mengkhianati gerakan reformasi serta memunculkan kecurigaan hadirnya kembali nuansa dwifungsi ABRI yang telah dihapus sejak reformasi. Selain itu, secara otomatis akan mengembalikan kita dalam konsep komando teritorial pada zaman orde baru,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
- Mayat Perempuan Ditemukan di Dalam Koper dengan Kondisi Penuh Luka di Cikarang
- Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
Advertisement
Joko Pinurbo Berpulang, Okky Madasari : Karyanya Akan Selalu Relevan
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Tak Terima Ditegur, Dua WNA Amerika Ini Diduga Aniaya Pecalang di Bali
- Baru Syuting Reality Show, 31 Artis dan Kru Asal Korsel Ini Justru Diperiksa Imigrasi Bali
- Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0
- Jadi Markas Pungli Pegawai KPK, 2 Rutan Ditutup
- KPK Tetapkan 2 Tersangka baru Korupdi Proyek Fiktif PT Amarta Karya
Advertisement
Advertisement