Advertisement
Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk yang Disorot Ganjar dalam Debat Capres
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Isu gizi buruk dan stunting bukanlah hal baru. Namun banyak orang yang belum dapat membedakan. Dari Debat Capres semalam (4/2/2024), calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo sempat menyorot isu ini. Lalu apa perbedaannya?
Meski saat ini yang menjadi sorotan adalah gizi buruk dan stunting, tetapi ada satu jenis malnutrisi yang terjadi, yakni gizi kurang. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.29/2019 tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit dan berbagai sumber, berikut perbedaan ketiganya:
Advertisement
1. Gizi kurang
Adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi kurus, berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan kurang dari -2 sampai dengan -3 standar deviasi, dan/atau lingkar lengan 11,5-12,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan.
2. Gizi Buruk
Adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi sangat kurus, disertai atau tidak edema pada kedua punggung kaki, berat badan menurut panjang badan atau berat badan dibanding tinggi badan kurang dari -3 standar deviasi dan/atau lingkar lengan atas kurang dari 11,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan.
3. Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak memiliki perawakan tubuh yang lebih pendek daripada anak seusianya.
Baca Juga
Angka Stunting di DIY Tahun Ini Ditarget Turun Menjadi 14 Persen, Ini Strategi yang Dilakukan
Cegah Stunting Bukan Hanya Tugas Istri, Tapi Juga Suami
Cegah Stunting Bahkan Sebelum Hamil
Lalu bagaimana cara menangani stunting? Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, dampak stunting umumnya terjadi karena kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun. Jika pada rentang waktu ini, gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Sebagai upaya pencegahan sejak dini, pada usia 1.000 hari pertama kehidupan, asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dirinya, asupan nutrisi yang baik juga dibutuhkan jabang bayi yang ada dalam kandungannya.
Pada saat bayi telah lahir, konsumsi protein sangat memengaruhi pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas 6 bulan. Anak yang mendapat asupan protein 15% dari total asupan kalori yang dibutuhkan terbukti memiliki badan lebih tinggi dibanding anak dengan asupan protein 7,5% dari total asupan kalori.
Anak usia 6 sampai 12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 gram/kg berat badan. Sementara anak usia 1 – 3 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 gram/kg berat badan. Karena itu, pastikan balita mendapat asupan protein yang cukup sejak pertama kali mencicipi makanan padat pertamanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tiga Ribu Lebih WNI Terjerat Online Scam Sejak 2021
- 66 Pegawai KPK Terlibat Pungli, Dua Rutan Dinonaktifkan
- Kerusakan Akibat Gempa Garut Terjadi di Empat Kabupaten, Terparah Bandung
- Perhatikan! Per 1 Mei 2024 Pengajuan Berkas Kasasi dan PK di MA Wajib Daring
- Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia
Advertisement
Info Stok dan Jadwal Donor Darah Jogja Hari Ini, Senin 29 April 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia
- Kementerian PPPA Prihatin Kasus Dugaan Kekerasan Seksual di UNU Gorontalo
- Daftar Tanggal Merah Mei 2024, Ada 2 Kali Libur Panjang
- Empat Orang Teruka Akibat Gempa Bumi di Garut
- Perhatikan! Per 1 Mei 2024 Pengajuan Berkas Kasasi dan PK di MA Wajib Daring
- Update Kasus Pencucian Uang Rafael Alun, KPK Kemungkinan Tetapkan Tersangka Lain Usai Putusan Kasasi
- Viral Bea Cukai Tagih Alat Belajar SLB hingga Ratusan Juta, Begini Penjelasan Sri Mulyani
Advertisement
Advertisement