Bantuan Pangan Beras Dilanjutkan Bulog, Ini Alasannya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Urusan Logistik (Bulog) melanjutkan program bantuan pangan beras. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bantuan pangan beras dilanjutkan guna menahan defisit beras tahun ini.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Bayu memprediksi akan terjadi defisit beras pada Januari-Februari 2024 sebesar 2,7 juta ton.
Advertisement
"Dua program yang ditugaskan ke Bulog tahun lalu, yaitu bantuan pangan berupa beras 10 kg ke sekitar 21 juta keluarga atau setara 210 ribu ton per bulan,” kata Bayu saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin (29/1/2024).
Namun, Bayu menjelaskan bahwa awal tahun ini program bantuan pangan beras relatif masih terbatas. Hal tersebut dikarenakan adanya proses verifikasi data penerima dengan Pemerintah Daerah (Pemda) sebagai konsekuensi atas pemutakhiran data yang dilakukan di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Masing-masing Pemda dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah berkomitmen bahwa proses verifikasi data tersebut akan selesai dalam minggu ini.
BACA JUGA: Bakal Ada Tiga Titik Shuttle Bus di Gunungkidul, Ini Lokasinya
“Proses ini adalah proses yang wajar dari waktu ke waktu, termasuk karena pergantian tahun anggaran. Segera setelah verifikasi selesai Bantuan pangan akan dilaksanakan secara penuh,” ujarnya.
Selain itu, program lain yang juga dijalankan untuk menjaga stabilisasi harga beras yakni melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras (SPHP). Tahun lalu, Bayu melaporkan beras SPHP telah disalurkan sekitar 80.000 ton sebulan.
Bayu menilai program beras SPHP tahun lalu berhasil menstabilkan harga beras, meskipun harga masih belum menurun drastis.
“Di sisi lain Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) khusus beras yang dilakukan Bulog telah mencapai 120 persen di banding Januari tahun lalu. Kedua program itu jika berjalan penuh diharapkan akan mampu meredam kenaikan dan inflasi harga beras,” kata Bayu.
Lebih lanjut, Bayu menambahkan bahwa penurunan harga beras ke depan juga akan sangat tergantung pada kondisi panen yg diperkirakan akan mulai meningkat pada Maret 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
- Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap
- Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Advertisement
Advertisement