Advertisement
Update Gempa China, 137 Meninggal Dunia, Ratusan Orang Hilang Terjebak Suhu -10 Derajat
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Setidaknya 137 orang dinyatakan tewas dan ratusan lainnya masih hilang hingga Kamis (21/12/2023) hari ini, sebagai dampak dari gempa berkekuatan Magnitudo 6,2 yang melanda barat laut provinsi Gansu, China pada Senin (18/12/2023) lalu.
Dilansir dari Reuters, di provinsi Gansu, 115 orang ditemukan tewas berdasarkan pembaruan dari pihak berwenang pada Rabu (20/12/2023) pukul 09.00 waktu setempat.
Advertisement
Sebanyak 784 orang mengalami luka-luka, selagi pemerintah Gansu belum melaporkan adanya orang hilang.
Sementara itu, lebih dari 207.000 rumah ditemukan rusak dan hampir 15.000 rumah rata dengan tanah di Gansu. Hal ini berdampak pada lebih dari 145.000 orang penduduk.
Di provinsi tetangganya, Qinghai, jumlah korban tewas bertambah menjadi 22 orang. Setidaknya 198 orang terluka dan 12 orang dinyatakan hilang, berdasarkan pembaruan pada Rabu pukul 20.56 waktu setempat.
Gempa yang terjadi pada musim dingin ini cukup menyulitkan petugas penyelamatan dan warga yang menjadi korban.
Jalan, saluran listrik, air, serta fasilitas produksi pertanian mengalami kerusakan, dan gempa tersebut juga memicu tanah longsor yang menyapu desa-desa di Haidong, Qinghai, tempat orang hilang dilaporkan.
Terjebak Cuaca Dingin
Adapun, media China melaporkan bahwa pencarian dan penyelamatan korban di Gansu berakhir pada pada Selasa (19/12/2023) pukul 15.00 waktu setempat, sekitar 15 jam setelah bencana melanda daerah terpencil dan pegunungan dekat perbatasan yang melintasi provinsi Gansu dan Qinghai.
Belum jelas apakah pencarian di Qinghai masih berlanjut.
Gejolak pun timbul di media sosial China, Weibo. Warganet mempertanyakan operasi penyelamatan yang dianggap berakhir terlalu cepat.
Mereka penasaran dengan seberapa cepat upaya penyelamatan dilakukan di Gansu.
BACA JUGA: Gempa Bumi China Tewaskan Ratusan Orang, Ini Foto-Fotonya
Banyak yang berpendapat bahwa suhu di bawah titik beku adalah faktor utama yang memperpendek "masa emas" untuk menemukan korban selamat, biasanya 72 jam seusai bencana terjadi.
Menurut laporan media setempat yang mengutip pakar, orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan dan terkena suhu minus 10 derajat Celcius dalam waktu lama berisiko mengalami hipotermia, dan mungkin hanya dapat hidup selama 5-10 jam.
“Mereka pasti sudah mati saat ditemukan, bahkan 24 jam saja sudah terlalu lama. Suhu di luar ruangan berada di bawah minus 10 derajat Celcius,” komentar seorang pengguna, mengutip Reuters pada Kamis (21/12/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menparekraf: Investigasi, Evaluasi dan Siapkan Rencana untuk Tindak Lanjuti Pelaku Ritual Menyimpang di Ubud
- Harga Tiket Terusan Laga Timnas Indonesia diKualifikasi Piala Dunia 2026, Paling Murah Rp450 Ribu
- Draf RUU Penyiaran Larang penyiaran Jurnalisme Investiagsi: Mahfud: Harus Kita Protes
- Kecanduan Nonton Video Porno, Seorang Ayah Tega Cabuli Anak Kandung
- Kelas BPJS Kesehatan Diganti KRIS, Begini Tarif Iurannya
Advertisement
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Pesawat Terkendala Teknis, Penerbangan Jemaah Calon Haji Kloter 5 Makassar Terpaksa RTB
- Eks Kepala Bea Cukai Riau Ronny Rosfyandi Tersangka Kasus Impor Gula
- 12 Sukarelawan MER-C Indonesia Masih Tertahan di Gaza Selatan, Tinggal di Penginapan
- Prabowo: Memindahkan Ibu Kota ke IKN Harus dengan Sumber Daya Dalam Negeri
- 19 Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini Kamis 16 Mei 2024
- Tingkatkan Daya Saing Daerah Menuju Indonesia Emas 2045, Apkasi Gelar Anugerah Jurnalistik 2024
- Perdana Menteri Slovakia Robert Fico Ditembak, Peluru Bersarang di Tubuhnya
Advertisement
Advertisement