Advertisement
Kasus Covid-19 Meningkat, Permintaan Vaksinasi Diklaim Ikut Naik
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia melaporkan permintaan vaksin Merah Putih meningkat seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19 menjelang akhir 2023.
Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, FX Sudirman, mengatakan peningkatan kebutuhan Vaksin Covid-19 terjadi signifikan pada minggu kedua Desember 2023. "Seminggu terakhir ini sangat drastis permintaan [vaksin]. Saat belum ada lonjakan kasus, tenang-tenang saja," kata Sudirman, Minggu (17/12/2023).
Advertisement
Meskipun lonjakan kasus Covid-19 terjadi dalam periode yang cepat, pihaknya optimistis dapat memenuhi kebutuhan vaksin hingga akhir tahun ini. Terlebih, dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.23/2023 tentang kebijakan vaksinasi Covid-19 disebutkan bahwa pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tetap dilaksanakan sampai 31 desember 2023.
Biotis juga memastikan produksi vaksin pada 2024 akan berlanjut. "Kapasitas produksi Biotis 120 juta setahun," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Biotis mengungkap langkah persiapan dalam menghadapi tantangan virus yang terus berkembang. Sudirman menyebutkan perlu adanya dukungan dari regulator agar produsen vaksin tidak perlu mengubah bibit vaksin dari awal, meskipun virus terus berkembang.
"Kami juga dalam forum-forum dalam regulatori, saya juga menyampaikan bahwa virus ini berkembang dan melakukan mutasi tanpa henti, dampaknya bagi developer itu agar sama seperti influenza [aturannya], agar tidak perlu ulang-ulang lagi uji klinik dari awal," tuturnya.
BACA JUGA: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kemenkes Imbau Masyarakat Lengkapi Dosis Vaksinasi
Selain itu, Sudirman juga menyebutkan, perlu adanya umbrella registration. Menurutnya jika virus yang berkembang masih sama, dengan model yang sama serta memiliki aktivitas yang sama, pihak produsen seharusnya tidak perlu melakukan serangkaian uji klinis dari awal, tetapi hanya mengganti master seed-nya saja.
"Ganti master seed-nya saja, kayak vaksin flu, itu setahun dua kali ganti master seednya, tapi registrasinya tetep mereknya tetep, form regist-nya tetep. Saya rasa itu langkah yg bisa diambil oleh BPOM ataupun Kemenkes, nanti kalau kami sudah stabil," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
- Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik
- Diserang RSF, Puluhan Ribu Warga Sudan Mengungsi dari El-Fasher
- DJ Panda dan Erika Carlina akan Kembali Bertemu, Ini Tujuannya
- Perang di Sudan Kembali Pecah, Sebanyak 2.227 Orang Tewas
Advertisement
Klinik Merah Putih Jadi Pembahasan di Jampusnas 2025 Sleman
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Viral Bumbu Ekstrak Daging Babi, Ajinomoto: Tidak Dijual di Indonesia
- Jateng Jadi Incaran Investasi Pakistan Sektor Pendidikan dan Kesehatan
- RSV Mengintai Bayi di Bawah Dua Tahun, Ini Penjelasan Dokter IDAI
- Van Gastel: Rumput dan Lampu SSA Bikin PSIM Susah Main Maksimal
- Dokter Sebut Jambu Biji Superfood Alami Penjaga Jantung
- Semeru Erupsi Lagi, PVMBG Imbau Warga Tetap Waspada
- Hyundai Siap Garap Proyek Mobil Nasional Indonesia Berbasis Listrik
Advertisement
Advertisement



