Advertisement
Antisipasi Dampak Perdagangan Karbon, Ini yang Dilakukan Kementerian LHK
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Beberapa waktu yang lalu, Presiden Joko Widodo membuka bursa karbon nasional di Bursa Efek Indonesia.
Dalam rangka mengantisipasi minat masyarakat yang tinggi terhadap perdagangan karbon, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, meresmikan Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim dan Karbon (RK2IK) di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Advertisement
RK2IK dibentuk guna mendukung pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.
Dalam sambutannya, Siti Nurbaya menyampaikan bahwa RK2IK untuk penyelenggaraan NDC dan NEK ini diharapkan dapat meningkatkan integritas pasar karbon sehingga dapat memberikan dampak positif dalam pengendalian perubahan iklim Indonesia.
“Penerapan Nilai Ekonomi Karbon diharapkan dapat menjadi mekanisme untuk menjadikan aksi-aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim lebih efektif, efisien, inklusif, transparan, akuntabel, serta berkeadilan,” kata Siti melalui rilis, Kamis (26/10/2023).
Pada peresmian tersebut, KLHK melakukan juga beberapa kegiatan lainnya seperti Peluncuran Skema Krediting (Crediting Scheme) Sertifikasi Penurunan Emisi (SPE) GRK Indonesia.
BACA JUGA: 84 Kampung Diajukan Masuk Program Kampung Iklim Diajukan ke Pusat
SPE adalah surat bentuk bukti pengurangan emisi oleh usaha maupun kegiatan yang telah melalui Pengukuran, Pelaporan, Verifikasi (Measurement, Reporting, and Verification), serta tercatat dalam Sistem Registri Nasional (SRN) Pengendalian Perubahan Iklim dalam bentuk nomor dan/atau kode register.
ProKlim
Diketahui, Kementerian LHK melalui Program Kampung Iklim (ProKlim) mendorong upaya aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak. ProKlim diharapkan mampu meningkatkan ketahahan terhadap dampak negatif perubahan iklim sekaligus pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dapat dilakukan mulai dari tingkat tapak.
Siti menyampaikan bahwa ProKlim bertransformasi menjadi program yang berbasis komunitas.
“Pada Penghargaan ProKlim 2023 yang juga merupakan puncak Festival Iklim 2023 dan peresmian RK2IK, ProKlim bertransformasi menjadi Program Komunitas untuk Iklim. Ini agar lebih mendorong berbagai pemangku kepentingan dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi ditingkat tapak. Dengan begitu ProKlim tidak hanya mencakup aksi pengendalian perubahan iklim berbasis wilayah administrasi tetapi juga akan mencakup berbagai aksi yang dilakukan berbagai komunitas.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Erick Thohir Marah, Ingatkan Garuda Muda Main sebagai Tim Kontra Guiena
- Blue Print BUMN hingga 2034 Disiapkan, Sektor Pupuk dan Pangan akan Disatukan
- Jadwal Samsat Keliling Boyolali 6-12 Mei: Senin di Karanggede dan Juwangi
- Jadwal Samsat Keliling Klaten 6-12 Mei: Senin di Tulung, Trucuk, dan Juwiring
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BMKG: Hari Ini Sebagian Besar Wilayah Indonesia Cerah!
- Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Kementerian PPPA: Jika Depresi Segera Cari Bantuan Profesional
- Menlu Retno Soroti Kesenjangan Pembangunan Negara Anggota OKI
- Aparat Indonesia Tangkap 2 Kapal Vietnam saat Curi Ikan di Perairan Natuna
- Terdampak Erupsi Gunung Raung, Bandara Samratulangi Mulai Beroperasi Normal
- Jokowi Bersepeda di Jalan Sudirman-Thamrin Minggu Pagi
- Basarnas Kerahkan 5 Unit Tim SAR Cari Korban Hilang Akibat Banjir Luwu
Advertisement
Advertisement