Advertisement
Arkeolog Temukan Patung Manusia Terbesar dan Patung Hewan Pertama yang Diwarnai di Turki
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Temuan baru terungkap di Göbeklitepe dan Karahante, salah satu situs Neolitik tertua di dunia. Temuan itu berupa patung manusia dan hewan yang ditemukan selama penggalian di sembilan situs arkeologi sebagai bagian dari proyek Taş Tepeler (Gundukan Batu).
Temuan ini diyakini akan memberikan pencerahan bagi sejarah masa lampau yang berujung pada penemuan signifikan berskala global.
Advertisement
Seni Manusia Prasejarah yang Mengesankan
Dalam penggalian di Karahantepe, arkeolog menemukan patung manusia setinggi 2.45 meter. Ini merupakan salah satu contoh seni prasejarah yang dinilai paling mengesankan. Tampak patung tersebut memiliki ekspresi wajah yang realistis, dipasang dengan aman di atas bangku.
"Penemuan Karahan Tepe menurut saya paling menarik. Penafsiran apa pun terhadap patung tersebut masih bersifat dugaan pada saat ini. Kemungkinan besar orang yang ditampilkan telah meninggal. Ini mungkin mewakili nenek moyang penting yang terkait dengan bangunan tempat ditemukannya," kata Ted Banning, seorang profesor antropologi di Universitas Toronto.
Patung sesosok laki-laki dalam posisi duduk menggambarkan orang yang telah meninggal dengan penekanan pada tulang rusuk, tulang belakang, dan bahunya. Di sisi lain, posisi dari figur tersebut mengindikasikan orang yang hidup. Di area yang sama, terdapat patung burung nasar yang diletakkan di depan bangku tempat ditemukannya lempengan batu yang tertinggal di atasnya.
Patung setinggi 2.45 meter di Karahantepe
Penggalian arkeologi di negara ini bagaikan perjalanan melintasi waktu, mengungkap kisah masa lalu dan menghubungkan kita dengan warisan umat manusia. Studi terhadap situs-situs kontemporer di suatu wilayah tertentu memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang cerita masa lalu.
Salah satu proyek terbarunya adalah Taş Tepeler. Ruang lingkup proyek di wilayah tersebut yang dilaksanakan di bawah kepemimpinan Profesor Necmi Karul - kepala fakultas Departemen Arkeologi Prasejarah di Universitas İstanbul, telah memahami aspek teknologi, ekologi dan sosial dari masyarakat manusia pertama yang menetap.
Survei permukaan yang dilakukan di Dataran Tinggi Şanlıurfa telah menghasilkan penemuan pemukiman kontemporer di dekat Göbeklitepe.
Pemukiman ini, yang secara kolektif disebut sebagai Taş Tepeler (Gundukan Batu), termasuk Karahantepe, Sayburç, Sefertepe, Harbetsuvan Tepesi, Gürcütepe, Çakmaktepe, Medik, Kurttepesi, Taşlıtepe, Ayanlar, Yoğunburç dan Yeni Mahalle, selain Göbeklitepe.
Dalam lingkup proyek ini, yang menampung beberapa contoh kehidupan menetap dan kompleksitas sosial paling awal di dunia, penelitian sedang berlangsung di sembilan situs arkeologi.
Penggalian di Karahantepe telah mengungkapkan struktur monumental yang serupa dengan yang ada di Göbeklitepe. Situs-situs tersebut terus berkontribusi melalui penelitian arkeologi untuk mengungkap sejarah manusia.
Babi hutan di Göbeklitepe, lukisan patung pertama dengan ukuran sebenarnya
Selama penggalian yang dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata setempat, tampak patung babi hutan seukuran aslinya. Patung hewan itu terbuat dari batu kapur ditemukan di struktur D Göbeklitepe. Patung yang memperlihatkan sisa pigmen merah, putih, dan hitam di permukaannya ini merupakan lukisan seukuran aslinya.
Patung babi hutan yang ditemukan di Göbeklitepe itu ditemukan di atas bangku yang diperindah dengan hiasan, simbol berbentuk H, bulan sabit, dua ekor ular, dan tiga wajah atau topeng manusia.
Göbeklitepe: Situs yang Mengubah Jalan Sejarah
Terletak sekitar 18 kilometer timur laut pusat kota Şanlıurfa, dekat desa Örencik, Göbeklitepe adalah salah satu warisan paling signifikan dalam sejarah manusia. Sebagai situs Türkiye yang ke-18 yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO, situs arkeologi ini telah secara substansial mengubah pemahaman kita tentang masyarakat pemburu-pengumpul, seperti Zaman Neolitikum.
Upaya penggalian pertama di Göbeklitepe dimulai pada tahun 1995, dan banyak temuan digali dalam waktu singkat, termasuk pilar berbentuk T yang dihiasi motif binatang dan bentuk geometris, berbagai patung manusia dan hewan, perkakas batu dan tulang, serta sisa-sisa seperti tumbuhan dan tulang hewan yang mencerminkan pola makan yang ekonomis pada zaman tersebut.
Penelitian di Göbeklitepe telah memberikan wawasan signifikan tentang bagaimana munculmya gaya hidup mapan dan produktif, yang merupakan salah satu transformasi paling signifikan dalam sejarah umat manusia.
Karahantepe
Hal ini juga mengungkapkan kekayaan informasi baru tentang kehidupan sosial, arsitektur, dan seni selama periode ini, menyoroti keberadaan masyarakat yang sangat maju pada tahap awal Zaman Neolitikum.
Di Türkiye, yang telah lama menjadi negeri peradaban kuno, banyak proyek penggalian arkeologi dan restorasi dilakukan di kawasan bersejarah untuk menjamin keberlanjutan warisan budaya. Saat ini, negara ini memimpin dunia dalam hal proyek arkeologi terbanyak. Jumlah penggalian dan studi arkeologi di Türkiye diperkirakan akan mencapai angka 750 pada akhir tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 66 Pegawai KPK Terlibat Pungli, Dua Rutan Dinonaktifkan
- Kerusakan Akibat Gempa Garut Terjadi di Empat Kabupaten, Terparah Bandung
- Perhatikan! Per 1 Mei 2024 Pengajuan Berkas Kasasi dan PK di MA Wajib Daring
- Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
Advertisement
PDIP Sleman Buka Penjaringan Calon untuk Pilkada 2024, Ini Kriterianya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Benda Bersejarah dari Masa Majapahit, Dikembalikan AS ke Indonesia dan Kamboja
- Ada Potensi 6 Juta Ounce Emas di Tanah Papua yang Belum Terjamah Freeport
- 2.086 Hektare Lahan di IKN Bermasalah, AHY: Kami Komunikasikan dengan DPR
- Gunung Ibu Pulau Halmahera Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer
- Cegah Tawuran, Polisi Bubarkan Pemuda Nongkrong
- Prediksi BMKG: Sejumlah Kota Besar Turun Hujan Hari Ini
- Pusat Riset dan Start Up Dibangun di IKN, Libatkan Stanford University
Advertisement
Advertisement