Advertisement
Kemenkes Ingatkan El Nino Dapat Meningkatkan Risiko Persebaran DBD

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengingatkan bahwa fenomena El Nino dapat meningkatkan risiko persebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan hal ini dimungkinkan oleh pembiakan nyamuk aedes aegypti yang berpotensi lebih tinggi.
Advertisement
"El nino ini pasti temperatur suhu naik. Kemudian ada angin yang mempengaruhi penyebaran nyamuk, ada kelipatan, ada juga curah hujan. Saya kira sudah pasti akan berpengaruh karena ini penularannya dari nyamuk," katanya dalam peluncuran kampanye nasional pencegahan DBD di Setiabudi, Jakarta Selatan pada Rabu (27/9/2023).
Menurutnya, kondisi cuaca tersebut dapat mempercepat daur hidup nyamuk hampir dua kali lipat dari siklus normal.
Hal ini yang kemudian berpengaruh terhadap kepadatan nyamuk yang menjadi biang dari penyakit DBD.
"Dari nyamuk jadi telur, telur itu bisa 1-5 hari menetas, jadi jentik, jentik jadi kepompong, kemudian jadi nyamuk dewasa. Itu siklusnya paling cepat bisa sampai 6-7 hari," paparnya.
BACA JUGA: El Nino dan Kekeringan, DIY Malah Hujan Ringan dan Cuaca Dingin, Ini Penjelasan BMKG
Menariknya, Maxi juga memaparkan hasil suatu penelitian yang menjelaskan pengaruh cuaca terhadap agresivitas nyamuk.
"Dalam suhu di bawah 20 derajat nyamuk itu mengigit manusia sekali dalam waktu 5,5 hari. Tapi, kalau suhu di atas 27-33 derajat, nyamuknya menggigit tiap dua hari, jadi 2x lebih cepat. Kalau banyak gigitannya, sudah pasti ada virus DB dari situ," jelasnya.
Adapun pihaknya juga mengantisipasi kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) DBD akibat el nino.
"Ini kesiapan sarana kesehatan, tentu itu paling penting, bagaimana kesiapan menangani pasien-pasien kalau terjadi KLB," kata Maxi.
Sebagai informasi, berdasarkan data Kemenkes, jumlah kasus DBD dari awal tahun 2023 sampai dengan minggu ke-33 adalah 57.884 kasus dengan 422 kematian, yang telah dilaporkan oleh 462 Kab/Kota di 34 Provinsi Indonesia.
Kemudian, dari kasus 95.895 kasus demam berdarah yang tercatat sepanjang 2021 lalu, 36,10 persennya merupakan golongan produktif dari rentang umur 15-44 tahun.
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Donald Trump Larang Warga Palestina Kembali ke Gaza
- KPAI Sarankan Evaluasi Makan Bergizi Gratis Melibatkan Orang Tua dan Anak
- Empat Warga Kota Bogor Meninggal Dunia Usai Tenggak Miras Oplosan
- Nusron Wahid Pastikan Kebakaran Gedung ATR/BPN Murni Musibah
- Sepanjang Januari 2025, KAI Amankan Barang Penumpang KA Senilai Rp1,19 Miliar
Advertisement

Kenalkan Durian Patuk, HeHa Sky View Gelar Pasar Durian Runtuh
Advertisement

Iftar Menu Nusantara dan Timur Tengah di INNSiDE Yogyakarta, Mulai dari Rp155.000
Advertisement
Berita Populer
- Prabowo Sebut Ada Raja Kecil Pengganjal Skenario Efisiensi Anggaran, Dahnil Ikut Bersuara
- Cara Melapor Jika Bertemu Anggota Polisi Nakal, Bisa WA Langsung ke Propam
- KPAI Sarankan Evaluasi Makan Bergizi Gratis Melibatkan Orang Tua dan Anak
- Deddy Corbuzier Jadi Staf Khusus Menteri Pertahanan, KPK: Wajib Lapor Harta Kekayaan
- Bareskrim Mengaku Kesulitan Menangkap Bandar Narkoba Internasional Fredy Pratama
- Yusril Rekomendasikan Penetapan Satu Intitusi Penjaga Keamanan Laut
- Petinggi IKN Ali Berawi Tiba-tiba Mundur dari Jabatannya, Begini Penjelasan Otorita
Advertisement
Advertisement