Advertisement

Forum Sukarelawan Irigasi Bisa Atasi Masalah Air di Musim Kemarau

Sunartono
Senin, 04 September 2023 - 09:57 WIB
Sunartono
Forum Sukarelawan Irigasi Bisa Atasi Masalah Air di Musim Kemarau Pengurus Forum Sukarelawan Irigasi yang menangani masalah air di musim kemarau. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Forum Sukarelawan Irigasi (FRI) menjadi solusi dalam pengananan distribusi air untuk area persawahan milik petani. Melalui forum pembagian distribusi air ditetapkan secara merata setiap desa. Hal itu diterapkan di Desa Juwiring, Klaten yang turut memelihara irigasi dari Bendung Bagor untuk mengairi tujuh desa.

Melalui cara ini para petani yang awalnya menyedot air dengan pompa untuk mengairi sawah kini bisa dilakukan secara manual. Ketua FRI Juwiring Klaten Sumartono menjelaskan awalnya banyak petani di wilayah hilir sub daerah aliran sungai (DAS) Pusur yang tidak mendapatkan air. Penyebabnya petani di tujuh desa yang ada di Kecamatan Juwiring seringkali melakukan penutupan dan membuka air tanpa ada aturan yang jelas. Air yang berasal dari Bendung Bagor itu pun tidak bisa tersalurkan ke seluruh desa.

Advertisement

BACA JUGA: 40 Persen Saluran Irigasi di Bantul Belum Dibangket

“Untuk memecahkan persoalan ini kami difasilitasi Aqua yang bermitra dengan Gita Pertiwi memfasilitasi pembentukan forum imi untuk membantu pengaturan air dari Bendung Bagor agar terbagi merata ke semua lahan pertanian,” katanya, Senin (4/9/2023).

Forum sukarelawan ini terdiri dari berbagai unsur mulai dari petani pengguna air, camat hingga kepala desa. Di forum ini semua bersepakat untuk memelihara jaringan saluran irigasi khususnya di daerah irigasi Bagor. Pembentukan forum juga dilegalisasi melalui peraturan bersama (Perkades) tujuh desa meliputi Desa Pundungan, Juwiring, Bulurejo, Kwarasan, Kaniban, Tanjung dan Bolopleret, untuk mengelola saluran irigasi.

”Dalam perkades diatur, salah satunya agar setiap desa menerima hak dalam pengelolaan saluran irigasi, termasuk melakukan pembersihan sedimen dan sampah di saluran irigasi primer, sekunder dan tersier,” katanya

Dalam perkades itu juga perlu diatur agar setiap desa memberikan stimulan kepada forum untuk mendukung pengelolaan saluran irigasi yang melintasi tujuh desa tersebut. Hasilnya dalam dua tahun terakhir sejak forum dibentuk, petani bisa mengairi lahan pertaniannya dengan lancar meski di musim kemarau.

BACA JUGA: DIY Punya Perda Irigasi Lebih Akomodatif untuk Petani

"Melalui pembentukan forum ini petani sangat terbantu saat musim kemarau saja hanya sedikit petani menyedot air dengan pompa. Selain itu ada kesadaran dari para petani untuk membersihkan saluran tersier, sedimentasi sehingga irigasi lancar," ujarnya.

Hal itu merupakan aksi kolaboratif berbagai pihak di forum tersebut untuk melancarkan irigasi sehingga proses tanam berjalan dengan baik. Upaya di hilir ini melengkapi pendekatan komprehensif dari manajemen air dari hulu Merapi hingga di hilir.

"Selain Masyarakat pengguna air seperti petani dan warga desa, dari elemen TNI dan akademisi juga kita ikut bergerak bersama," ujar Relation Manager Aqua Klaten Rama Zakaria.

Anggota FRI Agus Riyono menilai pendampingan dibutuhkan, karena masih terdapat sedimentasi pada Bendung sehingga perlu dibersihkan. Selain itu beberapa titik saluran tersier mengalami kerusakan sehingga terdapat petak sawah yang mengalami kebocoran dan kelebihan air.
"Kami berharap pendampingan ini terus berjalan, karena masih ada yang harus diselesaikan seperti kerusakan saluran tersier dan sedimentasi bendung," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ada Peluang, Disperindag DIY Optimalkan Ekspor Produk Makanan

Jogja
| Jum'at, 22 September 2023, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Wisatawan Mancanegara Mulai Melirik Desa Wisata di Bantul

Wisata
| Jum'at, 22 September 2023, 07:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement