Advertisement
Pengendalian Kelahiran di Indonesia Diklaim Sudah Tepat, BKKBN: On the Track

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pengendalian kelahiran secara nasional sudah on the track, atau sudah di jalan yang benar dan sesuai dengan target. Hal ini diungkapkan Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tavip Agus Rayanto yang mewakili Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
"Upaya yang dilakukan pemerintah terkait dengan pengendalian jumlah penduduk khususnya pengendalian kelahiran secara nasional sudah on the track," kata Tavip saat menyampaikan sambutan secara daring pada seminar hasil penghitungan Indikator Kinerja Utama (IKU) BKKBN 2022 di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Advertisement
Adapun indikator keberhasilan pengendalian kelahiran tersebut dibuktikan dengan angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) yang telah tercapai 2,14 dari target 2,21 berdasarkan IKU BKKBN 2022, dengan capaian terhadap target adalah 103,3%.
Tavip menyampaikan, salah satu aspek penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah peningkatan sumber daya manusia, dimana pembangunan berwawasan kependudukan menempatkan penduduk tidak hanya sebagai objek pembangunan, tetapi juga subjek pembangunan.
BACA JUGA: Tunggakan PBB Gunungkidul Tembus Rp21 Miliar
 "Sebagai objek pembangunan, berarti penduduk perlu dikendalikan jumlahnya, dan sebagai subjek pembangunan, berarti penduduk perlu ditingkatkan kualitasnya," ujar Tavip.
Ia melanjutkan, dalam rangka meningkatkan kualitas penduduk tersebut, BKKBN secara berkelanjutan terus mengendalikan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas melalui upaya pengendalian angka kelahiran, dan memenuhi target angka kelahiran total 2,1 di tahun 2024.
"Penduduk Tumbuh Seimbang atau PTS akan diwujudkan dengan menurunkan angka kelahiran total atau TFR menjadi 2,1 anak per wanita pada tahun 2024," ucap dia.
Selain itu, kualitas tersebut juga perlu ditingkatkan dengan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, serta pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensi.
Adapun berdasarkan hasil penghitungan IKU BKKBN 2022, salah satu angka indikator yang masih jauh dari target yakni angka pada kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) yang di tahun 2022 angkanya sebesar 14,7 dari target yang seharusnya 8.
Tavip berharap, hasil IKU yang telah dicapai bisa menjadi dasar dan kontribusi dalam perencanaan pembangunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemkab Bantul Salurkan Lima Ton Pupuk untuk Petani Lahan Pasir
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Spanyol Segera Tertibkan UU Larangan Merokok dan Vaping di Tempat Umum
- Cegah Ancaman Serangan Drone, Polandia Kerahkan Jet Militer
- Istana: Pesan Prabowo di Bioskop Hal Lumrah
- Begini Penampilan Anak Elon Musk di New York Fashion Week
- Usai Penembakan Charlie Kirk, Trump Usul Anggaran Keamanan Naik Rp952 Miliar
- Turki Waspadai Langkah Israel yang Serang Qatar
- Diterobos Drone Rusia, Rumania Kerahkan Jet Tempur F-16
Advertisement
Advertisement