Advertisement
Menyambung Budaya Mataram di Tulungagung, Pemda DIY Gelar Muhibah Budaya
Advertisement
TULUNGAGUNG—Pemda DIY menggelar Muhibah Budaya di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin (24/7/2023). Program ini diselenggarakan Dinas Kebudayaan bersama Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Wakil Gubernur DIY Paku Alam X menyebut program ini untuk menjalin hubungan kerja sama, khususnya budaya antara Pemda DIY dan Kabupaten Tulungagung. “Muhibah Budaya ini yang bukan sekadar kunjungan biasa, tetapi bermakna merajut persahabatan untuk merangkai kembali kesejarahan Mataram,” katanya saat sambutan di Pendopo Kongas Arum Kusumaningbongso, Senin malam.
Advertisement
Paku Alam X menjelaskan terdapat benang merah yang menyambung hubungan Jogja dengan Tulungagung. “Tautan sejarah ini berawal dari Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755, di mana Tulungagung dan beberapa daerah di Jawa Timur menjadi daerah mancanegara Ngayogyakarta Hadiningrat,” jelasnya.
Tujuan Muhibah Budaya ini, jelas Paku Alam X, merajut budaya Mataraman dari Jogja dan Tulungagung, untuk memperkaya khasanah budaya Indonesia. “Tujuan lainnya pengembangan seni-budaya masyarakat kedua daerah, sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya Mataraman. Dengan visi dan harapan seperti itulah, saya menyambut baik dan mengapresiasi peristiwa hari ini,” katanya.
Jalinan kerja sama tersebut, lanjut Paku Alam X, juga agar generasi mendatang mewarisi sejarah dan budaya yang sudah ada sebelumnya. “Agar juga menggugah kesadaran generasi, sebagai modal sosial berharga, untuk titik tolak pengembangan budaya masyarakat kedua daerah,” katanya.
Satu Wewengkon
Sementara itu, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo menjelaskan wilayahnya merupakan satu wewengkon daerah Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. “Dari daerah ini termasuk Kadipaten Ngrowo,” ucapnya.
Maryoto menyampaikan hubungan Jogja dengan Tulungagung sangat kuat bahkan sampai sekarang. Di mana hal itu ditandai dengan salah satu warisan budaya yang selalu dilaksanakan yaitu Jamasan Kanjeng Kyai Upas.
Pusaka Kanjeng Kyai Upas, jelas Maryoto, merupakan salah satu warisan dari zaman Mataram Islam yang berwujud pusaka tombak. Yang mana Kanjeng Kyai Upas itu menurut sejarah pada zaman dahulu dibawa oleh Raden Mas Tumenggung Pringgodiningrat putra dari Pangeran Notokusumo Pekalongan yang menjadi menantu Sri Sultan Hamengku Buwono II. Dan pada saat itu Kabupaten Tulungagung masih berbentuk Kabupaten Ngrowo.
Tak hanya itu saja, Maryoto membeberkan ada warisan adat dan budaya Tulungagung yang tak kalah beda dengan kebudayaan Jogja. Dan pengaruh tersebut dalam praktiknya sekarang tidak luput dari perkembangan zaman.
"Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sanggar tari yang ada di Tulungagung yang masih melestarikan tari-tari klasik gagrak Ngayogyakarta atau gagrak Mataraman," jelasnya.
Budaya Mataram, lanjut Maryoto, yang sangat sarat akan nilai-nilai luhur sangat dibutuhkan sebagai pembelajaran kepada masyarakat khususnya generasi muda. Hal tersebut juga menjadi salah satu pedoman serta tuntutan tercapainya masyarakat yang gemah ripah tata titi tentrem sarta raharja, manuju Indonesia yang adil, makmur, damai dan sejahtera. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Alasan KPK Belum Menahan Hasto Kristiyanto
- Vaksin dan Masker Dua Alat untuk Cegah Wabah HMPV dan Influenza
- Ini Kenaikan Biaya Haji Indonesia dari Tahun ke Tahun Sejak 2015
- 60 Kampus di Jerman Tak Lagi Gunakan Media Sosial X, Ini Alasannya
- Langgar Dokumen Keimigrasian, 211 WNi Dipulangkan dari Arab Saudi
Advertisement
Terjadi Tumpang Tindih, Anggaran Makan PAUD di Kulonprogo Akan Evaluasi
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- 17.200 Peserta Lolos CPNS Kemenag, Ini Link Pengumumannya
- Pembebasan Sandera di Gaza Akan Tercapai Sebelum Trump Dilantik
- Gagal Pindahkan ASN ke IKN di 2024, DPR RI Ingatkan Pemerintah Lebih Realistis
- Sekjen PBB Minta Seluruh Negara Pangkas Subsidi BBM Fosil
- Manajemen PIK 2 Bantah Memasang Pagar Bambu Misterius Sepanjang 30 Kilometer di Pesisir Tangerang
- BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem
- Waspada! Beredar Lowongan Pekerjaan Palsu, Ini Ciri-cirinya
Advertisement
Advertisement