Advertisement
Tragis! Perempuan Ini Meninggal Gara-gara Digigit Semut Api
Semut api -
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Seorang perempuan di Amerika Serikat akhirnya meregang nyawa setelah menginjak bukit semut api di dekat rumahnya.
Cathy Weed, yang tinggal di Lawrenceville, Georgia, menderita reaksi alergi parah setelah menginjak tumpukan semut pada 24 Juni. Dia meninggal sebelum mendapatkan perawatan.
Advertisement
Kenapa cuma karena semut api dia bisa meninggal?
Semut api adalah sejenis semut penyengat yang biasanya hidup di gundukan lumpur di dalam tanah. Mereka dapat ditemukan di beberapa negara bagian AS dan terkadang menjadi invasif.
Meskipun semut api memang menggigit, bagi kebanyakan orang rasa sakitnya jauh lebih ringan daripada sengatan lebah, dan biasanya hanya menyebabkan pembengkakan dan kemerahan.
Baca juga: Sebanyak 15.443 Wisatawan ke Bantul, Parangtritis Tetap Terfavorit
Tetapi bagi orang dengan alergi semut api, sengatan dapat menyebabkan situasi yang mengancam jiwa yang disebut anafilaksis, reaksi alergi parah yang dapat terjadi dalam beberapa menit atau bahkan detik setelah terpapar alergen.
Semut api menjepit korbannya dengan rahang yang kuat dan berulang kali menyuntikkan racun ke manusia dengan sengatnya, menurut Departemen Pertanian AS. Gejala sengatan termasuk sensasi terbakar, gatal dan ruam.
Semut api biasanya ditemukan di wilayah selatan AS dan di tempat-tempat jauh di utara hingga Tennessee, kata Wizzie Brown, spesialis manajemen hama di Texas A&M University. Meskipun mereka adalah spesies sepanjang tahun, mereka cenderung lebih umum di musim semi dan musim gugur
Semut api menggigit dan menyengat. Mereka agresif saat menyengat dan menyuntikkan racun, yang menyebabkan sensasi terbakar. Benjolan merah terbentuk di sengatan, dan dalam satu atau dua hari menjadi pustula berisi cairan putih.
Reaksi alergi ini perlu segera ditangani, biasanya dengan hormon yang disebut epinefrin. Ini biasanya dapat dilakukan di epipen.
Semut api impor pertama kali datang ke Amerika Serikat sekitar tahun 1930. Sekarang ada lima kali lebih banyak semut per hektar di Amerika Serikat daripada di Amerika Selatan asli mereka. Semut api yang datang ke Amerika Serikat lolos dari musuh alami mereka dan tumbuh subur di lanskap selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Cegah Nuthuk Saat Nataru, Dispar Bantul Wajibkan Pajang Harga
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Natal, Gegana Polda DIY Sterilisasi 8 Gereja di Kota Jogja
- Natal 2025 Aman, Polisi Sterilisasi Gereja-Gereja Besar di Bantul
- UMP Jateng 2026 Naik 7 Persen Lebih, Tembus Rp2.327.000
- Polda DIY Sterilisasi 40 Gereja di Seluruh DIY
- Real Betis Pecahkan Rekor Hujan Boneka, Tradisi Natal Penuh Makna
- Langgar Tata Ruang, Lapak Kopi Dadakan di Jembatan Kewek Dibongkar
- Daftar UMK 2026 Soloraya, Karanganyar Tertinggi Rp2.592.000
Advertisement
Advertisement



