Advertisement
4 Tantangan Global yang Indonesia Wajib Waspadai
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan empat tantangan global yang perlu diwaspadai Indonesia. Mulai dari dampak pandemi hingga perkembangan teknologi digital.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa pandemi sangat berpeluang kembali terulang di masa mendatang. Oleh karena itu, persiapan dan pembelajaran dari pandemi Covid-19 lalu dapat menjadi bekal bagi Indonesia untuk menghadapi tantangan ke depan.
Advertisement
“Artinya pandemi meskipun bukan lagi covid, mungkin bukan lagi virus, tapi situasi pandemi seperti kemarin memberikan kita pembelajaran ya kita harus siap dengan kondisi yang terburuk,” ujar Suahasil dalam Dialog Executive Training 2023, baru-baru ini.
BACA JUGA: Beli Solar Subsidi Wajib Pakai QR Code, Berlaku di Semua SPBU
Dia menyampaikan tantangan global berikutnya adalah teknologi digital yang berkembang pesat. Pergerakan geopolitik yang sangat memengaruhi dunia, serta isu perubahan iklim yang mengharuskan transformasi menuju ekonomi hijau.
Menurut Suahasil, transformasi menuju green economy merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan membawa ekonomi hijau, dia optimistis Indonesia mampu mencapai visi sebagai negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar ke-5 pada 2030.
“Tantangan kita ke depan adalah 4 hal ini. Kesiapsiagaan kepada pandemi, geopolitik yang akan terus berubah, digitalisasi yang tidak bisa kita bendung, dan arah menuju ekonomi yang harus menjadi lebih hijau,” kata Wamenkeu.
Sebelumnya, Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, negara berkembang saat ini masih dibayangi oleh risiko scarring effect dari pandemi Covid-19, juga tensi geopolitik yang masih berlangsung, dan risiko dari pengetatan kebijakan moneter global.
BACA JUGA: Omah Jadah Hadir di Kaliurang, Tempatnya Belajar Pengolahan Jadah Tempe
Dalam sesi dialog G7 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting, pada Mei 2023, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan empat tantangan berat yang dihadapi negara berkembang pasca pandemi Covid-19.
“Dalam diskusi tersebut, saya sampaikan bahwa negara berkembang masih mengalami risiko scarring effect sebagai dampak pandemi, tensi geopolitik yang terus menguat, dan efek rambatan dari kebijakan pengetatan moneter,” ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, tingginya beban yang harus ditanggung untuk pembiayaan menjadi tantangan yang harus dihadapi negara berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Perhatikan! Per 1 Mei 2024 Pengajuan Berkas Kasasi dan PK di MA Wajib Daring
- Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
- Mayat Perempuan Ditemukan di Dalam Koper dengan Kondisi Penuh Luka di Cikarang
- Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
Advertisement
APBD Tersedot untuk Pilkada, Perbaikan Jalan di Gunungkidul Andalkan Bantuan Pusat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tetangga Sebut Polisi yang Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Adalah Orang baik dan Suka Bergaul
- Anies Baswedan Belum Pikirkan Pilkada DKI Jakarta dan Ingin Rehat Dulu
- PKB dan NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Anies Bilang Begini
- Keluarga Polisi yang Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Datangi TKP untuk Lihat CCTV
- Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
- Airlangga Jadi Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD dengan Empat Tugas Ini
- Puncak Musim Kemarau Diprediksi Juli-Agustus, Soal El Nino Ini Kata BMKG
Advertisement
Advertisement