Advertisement

Wujudkan Ekonomi Mandiri, Simak 3 Jenis Investasi ala Bung Karno

Newswire
Kamis, 08 Juni 2023 - 20:17 WIB
Maya Herawati
Wujudkan Ekonomi Mandiri, Simak 3 Jenis Investasi ala Bung Karno Perpustakaan Nasional Jakarta - dok - Perpusnas

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Mewujudkan ekonomi Indonesia yang mandiri menjadi cita-cita pemimpin negara ini sejak era kemerdekaan, termasuk Bung Karno. Ada tiga jenis investasi ala Bung Karno untuk mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia.

Tiga investasi ini dipaparkan Akademisi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Perpustakaan Bung Karno Blitar tahun 2011-2018 Dr Suyatno dalam diskusi bertema Internalisasi Pemikiran Bung Karno tentang Kemandirian Ekonomi diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. Diskusi ini adalah rangkaian dari acara Bulan Bung Karno untuk mendalami kembali semangat perjuangan Sang Proklamator dan menularkannya kepada generasi muda.

Advertisement

"Ada tiga investasi pada pemikiran Bung Karno untuk ekonomi berdikari [berdiri di atas kaki sendiri], yakni investasi pada keprigelan atau skill manusia, investasi pada material yang dimiliki negara, dan investasi mental atau revolusi mental," kata Suyatno pada diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (8/6/2023). Berikut ini detail penjelasan investasi ala Bung Karno:  

  1. Melatih keprigelan

Keprigelan adalah istilah yang digunakan Bung Karno yang artinya kemampuan Bangsa Indonesia.

"Investasi pada kemampuan dan kepintaran, artinya bangsa kita harus dibuat terampil. Maka, pada saat itu pemuda-pemuda dikirim ke luar negeri untuk cari ilmu sebanyak-banyaknya, lalu balik ke Indonesia untuk menggarap tanah air kita," kata Suyatno.

  1. Investasi pada material yang dimiliki negara

Investasi pada material yang dimiliki negara ini adalah sumber daya Bangsa Indonesia yang harus benar-benar dimanfaatkan dan dijaga.

  1. Investari mental alias revolusi mental

"Intisari yang ketiga adalah revolusi mental, yakni mengubah mental malas menjadi mental rajin, menjadi bangsa yang mau berkreasi dan berimajinasi," tuturnya.

Suyatno memaparkan, Soekarno pada saat itu berjuang keras mengubah mental Bangsa Indonesia agar menjadi masyarakat yang merdeka.

Suyatno juga menjelaskan salah satu konsep Bung Karno yakni menentang pola pikir penjajah dengan percaya pada kekuatan diri sendiri.

"Ada pertentangan antara yang menjajah dan dijajah. Kalau yang menjajah memecah belah, maka Indonesia harus mempersatukan. Di situlah muncul konsep self help, atau self reliance, artinya percaya pada kekuatannya sendiri," katanya.

Ia menekankan jika masyarakat berdikari, maka ekonominya juga berdikari, dan salah satu kunci ekonomi berdikari menurut pemikiran Bung Karno adalah tidak tergantung kepada imperialisme atau penjajah.

Kunci Kemandirian Ekonomi

Sedangkan cucu Proklamator Indonesia Puti Guntur Soekarno yang juga merupakan Anggota Komisi X DPR RI dalam diskusi yang sama, menyatakan bahwa berdiri di atas kaki sendiri atau berdikari adalah kunci kemandirian ekonomi Indonesia yang telah ditanamkan sejak dulu oleh Soekarno.

BACA JUGA: Musim Kemarau, Ratusan Warga di Lereng Merapi Krisis Air Bersih

"Betapa pentingnya kita sebagai bangsa dan negara untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri, lewat kearifan lokal, apa yang kita miliki di desa-desa, UMKM kita, yang akan menjadikan Indonesia sebagai negara produsen dan tidak hanya konsumen bagi negara-negara asing," kata Puti.

Puti memaparkan fakta masifnya budaya asing yang masuk ke Indonesia sebagai dampak dari kemajuan zaman, termasuk gelombang kebudayaan Korea, yang menurutnya adalah bentuk dari politik kebudayaan.

Untuk itu, Puti mengajak seluruh masyarakat terutama generasi muda untuk melihat fenomena Korea ini sebagai bahan pembelajaran, yang sebenarnya sejak dulu telah digaungkan oleh Soekarno.

"Ini yang dibicarakan Bung Karno saat itu yakni nation and character building. Kebudayaan adalah nilai, etos, filosofi, falsafah, kemanusiaan, kebangsaan, ketuhanan, keadilan, yang kemudian menjadi kerja bersama atau kegotongroyongan kita untuk memajukan bangsa," tuturnya.

Dia berharap seluruh stakeholder, masyarakat, utamanya generasi muda dapat sama-sama berjuang mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.

"Ini bukan hanya tugas saya atau teman-teman di DPR RI selaku legislatif, tetapi juga para cendekiawan, pemikir, ilmuwan, dan yang terpenting lagi adalah generasi muda, karena di tangan kalian, kemajuan bangsa ini harus dibawa," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sopir Ngantuk, Dua Mobil Adu Banteng di Jalan Jogja-Wonosari hingga Ringsek

Gunungkidul
| Selasa, 19 Maret 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement