Advertisement
Saingan Baru Airbus dan Boeing Made in China Mulai Mengudara

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sebuah pesawat buatan China siap menjadi pesaing anyar Boeing Co. dan Airbus SE dan telah menjalani penerbangan komersial pertamanya, Minggu (28/5/2023), hampir enam bulan setelah dikirim ke China Eastern Airlines Corp.
BACA JUGA: Garuda Indonesia Travel Kembali Dihelat
Advertisement
Penerbangan MU9191 lepas landas dari Shanghai pada pukul 10:32 waktu setempat. Pesawat itu membawa 128 penumpang dan mendarat dengan selamat di Beijing. Debut komersial itu menandai perjalanan panjang Commercial Aircraft Corp of China Ltd., atau lebih dikenal Comac.
Pabrikan itu mulai mengembangkan pesawat berbadan sempit pada 2008 dan produksi dimulai pada akhir 2011. Namun, baru pada September 2022 ketika C919 menerima sertifikasi resmi untuk terbang, menandai akhir panjang pengujian penerbangan dan membuka jalan bagi Comac untuk mulai pengiriman.
Setelah pengiriman jet pertama pada Desember 2022, pesawat itu menjalani periode aktivitas penerbangan hampir setiap hari untuk memenuhi persyaratan 100 jam penerbangan pembuktian. Namun, dari 7 Februari hingga 17 Mei, C919 China Eastern tidak terbang secara reguler selama 104 hari, menurut data FlightRadar24.
Peluncuran jet tersebut merupakan upaya China untuk menggoyahkan dominasi Boeing dan Airbus di industri pesawat jet komersial.
Pesanan untuk Airbus A320neo dan jet Boeing 737 Max memiliki sudah penuh hingga akhir dekade ini, yang berarti setiap maskapai yang menginginkan jet berbadan sempit lebih cepat, perlu mencari alternatif lain.
Sementara itu, Comac telah mengumpulkan lebih dari 1.000 pesanan untuk C919, meskipun mayoritas belum dikonfirmasi dan banyak dari lessor pesawat China belum menempatkan jet tersebut ke maskapai penerbangan.
Masih ada keraguan atas kemampuan Comac untuk memenuhi pesanan tersebut. Pabrikan China itu juga masih bergantung pada pemasok asing termasuk General Electric Co., Honeywell International Inc., CFM International Inc. dan Safran SA Prancis.
China Eastern yang berbasis di Shanghai, salah satu operator terbesar di negara itu, mengatakan minggu lalu bahwa mereka berencana untuk memboyong kelima C919 menjadi bagian dari armadanya pada 2023.
C919 tetap bersertifikat hanya untuk terbang di China, sementara sertifikasi Eropa masih berlangsung. Setiap C919 dihargai sekitar US$$99 juta, sebelum diskon untuk maskapai penerbangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, Ini Format Lengkapnya
- Kasus Covid-19 Melonjak di Beberapa Negara, Kementerian Kesehatan: Akibat Varian Baru
- Google Doodle Menampilkan Kapal Pinisi Indonesia, Ini Asal Sejarahnya
- Jumlah Perokok Anak di Indonesia Makin Banyak, IDAI Sebut Akibat Tuyul Nikotin
- Empat Anak Tewas di Jagakarsa, Polisi Temukan Pesan Bertuliskan "Puas Bunda, tx for All" di TKP
Advertisement

Perubahan SNPMB 2024, Peserta Lolos SNBP Maupun SNBT Tak Bisa Mendaftar Jalur Mandiri
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Diduga Terima Gratifikasi Rp18 Miliar
- AS Veto Resolusi DK PBB Terkait Tuntutan Gencatan Senjata di Gaza dapat Kecaman Dunia
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi Wilayah Pesisir Hari Ini
- Asyik Nyabu, Caleg Ini Ditangkap Polisi, KPU: Bisa Dicoret dari DTC
- Kutuk Veto AS Resolusi DK PBB Terkait Gencatan Senjata di Gaza, Hamas: Bukti Amerika Tak Manusiawi!
- Turki Ajak Masyarakat Dunia Tuntut Israel atas Kejahatan Perang di Gaza
- Gara-gara Dana Politik, Jabatan Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Bakal Dicopot
Advertisement
Advertisement