Advertisement
Jokowi Tagih Komitmen Pendanaan Rp7 Triliun dari Jepang untuk Pensiun Dini PLTU

Advertisement
Harianjogja.com, BANDUNG — Presiden Joko Widodo mendorong percepatan realisasi komitmen pendanaan transisi energi dari Jepang senilai US$500 juta atau setara dengan Rp7,45 triliun (asumsi kurs Rp14.915 per dolar AS) untuk teknologi rendah karbon dan percepatan pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU di Indonesia.
Permintaan itu disampaikan Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Kumio Kishida di Hotel Grand Prince, Hiroshima, Sabtu (20/5/2023).
BACA JUGA : Sri Mulyani Bisa Himpun Duit Rp62 Triliun untuk Suntik Mati
Jokowi menyampaikan apresiasi atas undangan dari pemerintah Jepang untuk Indonesia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Hiroshima. “Jepang adalah mitra penting dan strategis Indonesia, saya sepakat untuk meningkatkan kemitraan kita agar lebih luas dan konkret,” katanya.
Jokowi menggarisbawahi tindaklanjut dari kesepakatan bisnis antara PLN, Pupuk Indonesia dan Pertamina dengan mitra Jepang untuk pecepatan investasi program nol gas buang atau net zero emission di Tanah Air.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi juga membahas sejumlah hal terkait peningkatan kemitraan kedua negara, salah satunya mengenai Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Indonesia berharap perundingan terkait IJEPA dapat diselesaikan pada September 2023 mendatang.
“Karena ini sudah berjalan lama. Penghapusan tarif produk tuna kaleng, perluasan bidang kerja PMI di sektor pariwisata dan industri, dan implementasi capacity building,” ujarnya.
BACA JUGA : Penggunaan Biomassa di PLTU untuk Kurangi Emisi
Presiden Jokowi dan PM Kishida juga membahas mengenai perdagangan Indonesia-Jepang. Menurut Jokowi, Indonesia telah memberikan fleksibilitas untuk produk pertanian dari Fukushima. “Saya minta fleksibilitas Jepang terkait perluasan akses buah tropis Indonesia, termasuk mangga,” katanya.
Seperti diketahui, Jepang dan Indonesia sepakat untuk menjadi inisiator dalam mewujudkan konsep AZEC. Hal ini juga merupakan kesepakatan kedua kepala negara, dalam pertemuan bilateral pada saat KTT G20 di Bali pada 14 November 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Pertamina: Surat Rekomendasi Beli Solar untuk Petani Berlaku Sejak 7 Tahun Lalu
- Tak Ajak PDIP, 8 Parpol Parlemen Berkumpul untuk Tolak Sistem Pemilu Tertutup
- Hasil Thailand Open 2023: Tekuk Wakil Malaysia dan Korsel Adnan/Nita ke Lolos
- Gerindra & Golkar Sepakat Presiden Jokowi Harus Cawe-Cawe pada Pilpres 2024
Berita Pilihan
- Dikritik Soal Subsidi Mobil Listrik, Begini Respons Menkeu Sri Mulyani
- Alasan Jokowi Tak Restui Gibran Jadi Cawapres: Belum Cukup Umur
- Ada Rentetan Gempa, BMKG Imbau Warga Salatiga Tetap Tenang
- Ingat! Gaji Ke-13 ASN yang Cair 5 Juni 2023 Tak 100 Persen
- Saingan Baru Airbus dan Boeing Made in China Mulai Mengudara
Advertisement

Libur Panjang Akhir Pekan Ini, PHRI Bantul Targetkan Okupansi Hotel Tembus 70%
Advertisement

Ada Tenda Terapung untuk Pengalaman Berkemah yang Berbeda, Mau Coba?
Advertisement
Berita Populer
- Tak Punya Utang, Motor, Mobil, Tito Karnavian Ternyata Simpan Aset Properti Rp8,2 Miliar
- Beredar File APK Bisa Meretas Ponsel Android dan Mencuri Data Penting, Ini Cara Menghidarinya
- Diduga Mencabuli 12 Siswa MI, Kepala Sekolah dan Guru Diberhentikan Sementara
- Tidak Semua Motor dan Mobil Listrik Bisa Pajak Nol Persen, Ini Kriterianya
- Warga Jogonalan Terdampak Tol Jogja-Solo Ramai-Ramai Bikin Perkampungan Baru
- Pesan Kemenag untuk Calon Jemaah Haji Lansia
- Alasan Jokowi Tak Restui Gibran Jadi Cawapres: Belum Cukup Umur
Advertisement
Advertisement