Advertisement

Promo Desember

Membelah Benua, Retakan Raksasa di Afrika Membentuk Samudra Baru

Elsa Hayati Sukma
Minggu, 26 Maret 2023 - 19:47 WIB
Bhekti Suryani
Membelah Benua, Retakan Raksasa di Afrika Membentuk Samudra Baru Peta Afrika Tengah - wikimapia.jpg

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Benua Afrika mengalami pergeseran lempeng tektonik di Ethiopia yang terbelah menjadi dua benua.

Pergeseran antar lempeng tektonik ini terjadi sejak Afrika Timur mengalami retakan sepanjang 35 mil di gurun Ethiopia tahun 2005.

Advertisement

Retakan besar yang terjadi di Afrika Timur ini akan menjadi dua yang menghasilkan samudra baru yang muncul diantara dua daratan.

Terbelahnya dua benua itu akibat pergeseran antar lempeng tektonik yang berlangsung di East African Rift (EARS) yang membentang ribuan kilometer di beberapa negara Afrika termasuk Ethiopia, Kenya, Republik Demokratik Kongo, Uganda, Rwanda, Burundi, Zambia, Tanzania, Malawi dan Mozambik.

Dikutip melalui msn.com sistem kertakan ini berarti bahwa lempeng Afrika terbelah menjadi dua yaitu, lempeng tektonik Somalia dan lempeng tektonik Nubia yang lebih besar akan secara efektif membelah dua benua besar menjadi dua.

Hal ini merupakan sebuah fenomena yang belum diamati selama ratusan juta tahun ketika Amerika Selatan dan Afrika terbelah menjadi benua yang berbeda pada tahun 2004.

“Teluk Aden dan Laut Merah akan membanjiri wilayah Afar dan Lembah Celah Afrika Timur dan menjadi samudra baru, dan bagian Afrika Timur akan menjadi benua kecilnya sendiri yang terpisah” ucap Ken Macdonald, ahli geofisika kelautan dan profesor emeritus di University of California.

Pada tahun 2018 terjadi keretakan yang muncul di Kenya yang ramai dan banyak yang mengklaim bahwa ini merupakan bukti Afrika terbelah menjadi dua secara nyata. Namun bukti nyata ini menjadikan perpecahan besar yang terjadi di Afrika.

Dilansir melalui IFL Science bahwa keretakan ini terlokalisasi dari aktivitas lembah yang biasa. EARS telah berada dalam proses ini sekitar 25 juta tahun yang lalu dan keretakan yang terjadi di Kenya merupakan suatu tanda tidak langsung yang terjadi di benua itu.

Namun, dalam 5 juta hingga 10 juta tahun lagi, perubahan itu menghasilkan dunia yang tampak sedikit berbeda dan cenderung membentuk samudra baru antara lempeng Somalia dan Lempeng Nubia.

Benua Afrika akan kehilangan bahu timurnya dan lautan luasnya akan memotong Afrika Timur.

Meski terlihat menyeramkan, perlu diingat bahwa permukaan bumi terus berubah dan menjadi perubahan yang sangat lambat sehingga pengalaman manusia tidak dapat menjelaskannya terkait kejadian tersebut.

Munculnya daratan dan laut yang dapat dilihat dari Eurasia, Amerika, Afrika, Antartika dan Oseania merupakan hasil dari lempeng-lempeng tektonik besar yang menyatu.

Namun, lambat-laun potongan lempengan-lempengan ini bergerak dalam skala waktu jutaan tahun.

Perpecahan yang dialami bumi sekitar 138 juta tahun yang lalu ketika Amerika Serikat dan Afrika terbagi menjadi dua dan menghasilkan pantai barat Afrika dan pantai timur Amerika Selatan yang dulunya merupakan lempengan-lempengan indah menyoroti benua yang digabungkan menjadi satu.

BACA JUGA: Buka Puasa Pengin Menu Mangut Lele nan Gurih? Ini Rekomendasi Tempatnya...

Hal ini lepas nya Afrika timur dari satu benua Afrika nantinya akan menjadi halaman lain dalam buku geologis raksasa mengenai perubahan yang terjadi di bumi ini meskipun belum tentu penduduk bumi dapat menyaksikannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KRL Jogja Solo Terlengkap, Sabtu 14 Desember 2024, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Solo Balapan

Jogja
| Sabtu, 14 Desember 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku

Wisata
| Selasa, 10 Desember 2024, 17:38 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement