Advertisement
El Nino Diperkirakan Terjadi Pada 2024 Mendatang, Produksi Padi Bakal Menurun
![El Nino Diperkirakan Terjadi Pada 2024 Mendatang, Produksi Padi Bakal Menurun](https://img.harianjogja.com/posts/2023/03/15/1129146/kekeringan-ilustrasi2.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa memperkirakan Indonesia bakal terkena dampak perubahan iklim El Nino pada 2024 mendatang.
“El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan suhu muka laut ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia,” kata Suharso melalui akun Instagram resmi @suharsomonoarfa, Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Advertisement
BACA JUGA : Fenomena El Nino, Kenali Penyebab dan Dampaknya
Menurutnya El Nino merupakan kekeringan dengan curah hujan rendah yang pasti akan mempengaruhi produksi padi. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, El Nino terbukti telah menurunkan produksi padi.
“Penurunan tersebut berkisar antara 1 hingga 5 juta ton, tergantung pada intensitas terjadinya El-Nino. Saya juga menekankan pentingnya data pangan dan pertanian yang komprehensif,” katanya.
Ia mengatakan major project sektor pertanian yang akan menjadi fokus pemerintah di tahun 2024 adalah menuntaskan kawasan food estate di Kalimantan Tengah menjadi 61.000 hektare. Selain itu memastikan pengawalan produksi sebanyak 710.000 ton, serta memperkuat pengolahan dan pemasaran produk.
“Major project lainnya yaitu pengembangan korporasi petani. Yaitu memastikan dukungan pemerintah dan memperkuat peran korporasi petani sebagai entitas sasaran program pemerintah,” katanya.
BACA JUGA : Mengenal La Nina Triple Dip, Penyebab DIY Hujan Berhari-hari
Rapat tersebut juga membahas sejumlah isu lain seperti regulasi penetapan Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP), pengembangan korporasi petani, penguatan penyuluhan di kabupaten sampai desa, ketepatan bantuan pemerintah dalam mendorong produktivitas.
“Serta pengalihan belanja kementerian atau lembaga ke DAK untuk memperkuat peran pemerintah daerah, serta integrasi belanja kementerian atau lembaga, DAK, dan subsidi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182736/img-20240727-wa0003.jpg)
Peringati Hari Kebaya Nasional, Srikandi PLN Turun ke Jalan Malioboro Menyapa Pelanggan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran Diklaim Mampu Menumbuhkan Agro Industri di Perdesaan
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
Advertisement
Advertisement