Advertisement

Tol Jogja Solo Melintasi Kawasan Situs Bekas Penemuan Harta Karun Emas

Newswire
Senin, 06 Maret 2023 - 17:27 WIB
Bhekti Suryani
Tol Jogja Solo Melintasi Kawasan Situs Bekas Penemuan Harta Karun Emas Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN— Pembangunan tol Jogja Solo di Klaten Jawa Tengah mengenai kawasan situs bersejarah. Di tempat ini sandal berbahan keramik ditemukan di kawasan Situs Wonoboyo, Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten. Awalnya sandal itu disangka peninggalan dari era Mataram Kuno.

Namun, setelah dilakukan pengecekan, sandal keramik itu merupakan peninggalan era modern. Sandal keramik itu ditemukan pada Sabtu (4/3/2023) siang. Saat itu, ada seorang warga yang sedang mencari rumput untuk pakan ternak.

Advertisement

Warga tersebut melintas di lahan yang sedang ditata untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja. Tiba-tiba warga itu terpeleset dan setelah dicek ternyata terpeleset sandal berbahan keramik.

Salah satu warga sekitar lokasi, Kardiman, 42, membenarkan ada temuan sandal berukuran kecil berbahan keramik itu di Situs Wonoboyo, Desa Wonoboyo, Jogonalan, Klaten.

“Saat itu ada yang mencari pakan ternak kemudian terpeleset dan menemukan itu [sandal berbahan keramik]. Tadi sudah ada petugas dari cagar budaya yang datang,” kata Kardiman saat ditemui Solopos.com-jaringan Harianjogja.com di rumahnya, Senin (6/3/2023).

Sekretaris Desa (Sekdes) Wonoboyo, Cahyoko, mengatakan sudah ada pengecekan oleh petugas Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK). Dari hasil pengecekan, benda tersebut buatan pada era saat ini atau bukan peninggalan era Mataram Kuno.

Menurut petugas BPK, hal itu berdasarkan ukiran serta bahan yang digunakan untuk membuat sandal tersebut. Sandal tersebut kemudian dibawa petugas BPK.

Cahyoko mengatakan sejak ada penataan lahan untuk pembangunan proyek jalan tol Solo-Jogja di wilayah Wonoboyo, Klaten, ada petugas cagar budaya yang secara rutin melakukan pengawasan pekerjaan di situs. Kebetulan, petugas tersebut merupakan warga setempat.

Pengawasan dilakukan lantaran proyek tol melintasi kawasan situs Wonoboyo, lokasi yang pernah ditemukan harta karun emas kuno. “Dari satu patok sawah yang pernah ditemukan perhiasan itu tidak terkena tol semuanya,” jelas dia.

Kepala Desa Wonoboyo, Supardiyono, mengatakan informasi yang diterima pemerintah desa, jalan tol yang melintasi Situs Wonoboyo bakal dibuat melayang. Artinya, lahan yang pernah ditemukan perhiasan kuno dari erat Mataram Kuno tak diuruk.

Penemuan Guci Berisi Emas

“Jalan tol akan dibuat melayang melewati di atas situs. Tetapi untuk panjang jalan layangnya sampai berapa, kami belum mengetahuinya,” jelas dia.

Sebagai informasi, harta karun emas kuno ditemukan di situs Wonoboyo, Klaten, pada Oktober 1990. Saat itu, ada enam warga yang menggali salah satu lahan pertanian di Wonoboyo untuk kepentingan tanah uruk.

Secara tak sengaja, para penggali tanah itu menemukan guci yang di dalamnya berisi berbagai perhiasan. Setelah terus dilakukan penggalian, mereka menemukan berbagai artefak kuno lainnya. Artefak-artefak itu kemudian dibawa ke kantor desa.

Penemuan itu bikin heboh. Warga dari berbagai penjuru berdatangan ke Wonoboyo. Mereka penasaran dengan temuan harta karun emas kuno tersebut. Temuan-temuan itu kini tersimpan di Museum Nasional.

Pemilik sawah dan para penggali tanah yang menemukan harta karun emas kuno itu diundang Presiden Soeharto. Mereka mendapatkan tali asih. Sementara lahan di sekitar lokasi penemuan emas kuno itu sempat menjadi lokasi penelitian ahli purbakala.

BACA JUGA: Sebelum Ditangkap karena Dugaan Korupsi, Sekdin Kominfo Gunungkidul Sempat Ajukan Cuti

Untuk mengenang temuan artefak emas kuno di Wonoboyo, pemerintah desa setempat membangun rumah situs yang sekaligus menjadi pengembangan waterpark. Lokasinya berdekatan dengan lahan yang sebelumnya ditemukan emas kuno.

Awalnya, ada rencana membikin replika artefak emas yang ditemukan di Wonoboyo. Namun, rencana itu tak berjalan mulus. Pembuatan replika harus mendapatkan izin ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Selain itu, pembuatan replika tak bisa dilakukan secara sembarangan. Replika yang dibikin harus identik dan benda aslinya tidak boleh keluar dari museum. Alhasil, pembuatan replika itu membutuhkan biaya tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tarif Parkir Dua Pantai di Gunungkidul Berbeda, Dishub: Perlu Ada Pembinaan Juru Parkir

Gunungkidul
| Kamis, 26 Desember 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal

Wisata
| Rabu, 25 Desember 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement