Advertisement
Hampir 60.000 Warga China Meninggal Akibat Covid-19 Hanya dalam Sebulan
Sejumlah petugas medis dikerahkan di kompleks permukiman di Distrik Chaoyang, Beijing, China, yang sedang di-lockdown, Senin (21/11/2022), untuk mengambil sampel tes PCR para penghuninya. Otoritas Kota Beijing memperketat kebijakan nol kasus COVID-19 setelah ditemukan tiga kasus kematian dalam dua hari berturut-turut pada 19-20 November 2022. - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— China mengatakan hampir 60.000 orang meninggal di rumah sakit lantaran terkait Covid-19 sejak awal Desember 2022. Pemerintah China menawarkan beberapa petunjuk tentang biaya perubahan kebijakan virus Covid-19 yang tiba-tiba dan tidak dipersiapkan dengan baik.
Sebanyak 59.938 kematian dilaporkan di rumah sakit di seluruh wilayah China antara 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2022 terkait dengan Covid-19. Data tersebut diungkapkan menurut Komisi Kesehatan Nasional seperti dikutip Bloomberg, Minggu (14/1/2023).
Advertisement
Dari jumlah tersebut, 5.503 meninggal karena gagal napas dan 54.435 meninggal karena penyakit lain tetapi terinfeksi Covid-19.
Usia rata-rata pasien yang meninggal terbilang sudah tua, yaitu 80,3 tahun dan lebih dari 90 persen dari mereka memiliki penyakit lain atau komorbid, termasuk penyakit kardiovaskular, tumor lanjut, dan penyakit metabolik.
BACA JUGA: Kesasar Akibat GPS, Truk Harus Dievakuasi di Tanjakan Sicekuk Kulonprogo
"Jumlah kematian orang lanjut usia relatif tinggi karena meningkatnya insiden penyakit pernafasan dan kejengkelan penyakit kardiovaskular di musim dingin di kalangan orang tua," kata Jiao Yahui, seorang pejabat di komisi tersebut.
Komisi tersebut mengatakan semakin sulit untuk mengukur dampak Covid-19 di China karena pihak berwenang sering menghentikan rilis data dan baru-baru ini mengadopsi definisi yang lebih sempit tentang kematian akibat Covid-19. Pasalnya, hanya pasien yang meninggal karena gagal pernapasan yang disebabkan oleh virus yang dihitung oleh pemerintah China.
Padahal, laporan kematian yang melonjak di sebagian besar negara di media sosial menunjukkan jumlah sebenarnya dari pesien yang meninggal akibat infeksi mungkin jauh lebih tinggi daripada hitungan resmi pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bloomberg
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Sumber Air Minum dari Sumur Bor, BPKN Bakal Klarifikasi Aqua
- Jawa Tengah Bakal Memiliki KRL, Ini Bocoran Rutenya yang Dilalui
- Rahasia Menggandakan Kekayaan Ala Jeff Bezos
- Donald Trump Jadi Saksi Penandatanganan Damai Thailand dan Kamboja
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
Advertisement
Jadwal SIM Keliling di Kota Jogja Hari Ini, Senin 27 Okt 2025
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Akbar dan Sefina Dinobatkan Sebagai Dimas Diajeng DIY 2025
- Pemkab Bantul Siapkan Pemulihan Pasar Seni Gabusan Pascakebakaran
- Berpolitik dengan Hati, Partai PADI Resmi Serahkan Mandat DPP DIY
- Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata di Jogja Hari Ini, Minggu 26 Okt
- Disdikpora Temukan Siswa SMP Kulonprogo Tersandung Judol dan Pinjol
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Turun Tipis
- Jadwal DAMRI Semarang Jogja PP Hari Ini, Minggu 26 Oktober
Advertisement
Advertisement



