Advertisement
Jawa Tengah dan Batam Jadi Incaran Pabrik Garmen Vietnam

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Indonesia disebut berpeluang menjadi tempat relokasi pabrik garmen dari sejumlah negara Asean, salah satunya Vietnam. Adapun, wilayah yang menjadi incarannya berpusat di Jawa Tengah dan Batam.
BACA JUGA: Pemerintah Siapkan Bansos untuk Pekerja di Pabrik Garmen
Advertisement
Senior Associate Director, Industrial & Logistics Services Colliers Indonesia, Freddy Hidayat mengatakan, berdasarkan info dari sejumlah kliennya, Indonesia berpotensi sebab harga bahan baku dan gaji untuk buruh cukup kompetitif.
"Dari segi harga bahan baku, kemudian dari segi gaji untuk buruh Indonesia masih cukup kompetitif terutama untuk area pengembangan di Jawa Tengah, apalagi Indonesia juga lagi kembangkan kawasan industri baru di Batam," jelas Freddy, Rabu (4/1/2023).
Sebagaimana diketahui, Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Tengah 2023 telah ditetapkan sebesar Rp1,9 juta yang naik 8 persen dari Rp1,8 juta pada tahun 2022 lalu.
Senada, Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan dari pandangan investor asing, Indonesia memiliki lahan industri yang cukup besar dan biaya untuk menyerap tenaga kerja tidak begitu besar.
Data Colliers menyebutkan total pasokan baru di wilayah Jabodetabek dan Karawang saja mencapai 175 hektare. Sementara itu, di wilayah Surabaya total persediaan lahan sebesar 3.118 hektare.
"Ada potensi bahwa industri garmen yang beroperasi di negara Asean seperti di Vietnam, mereka di sana mulai jenuh, lalu ada pertimbangan bahwa biaya tenaga kerja di sini juga lebih menarik, juga pertimbangan bahwa lahan yang tersedia di sini juga masih luas," tegasnya.
Untuk di wilayah Jabodetabek dan Karawang, Ferry memprediksi di tahun ini pengembang akan menaikkan harga lahan indsutri sebesar 5-7 persen, terutama di kawasan yang penjualannya konsisten.
Sementara itu, sepanjang tahun 2022, kenaikan harga lahan industri terjadi di Serang sebesar 7,5 persen (year-on-year/yoy).
Adapun, transaksi lahan data center merupakan yang terbesar yakni 39 persen atau sebanyak 63.17 hektare dari total pasokan lahan. Kemudian, disusul oleh kebutuhan logistik/pergudangan yang biasanya dibutuhkan bisnis e-commerce.
"Bisnis e-commerce masih menopang namun laju ekspansinya agak tertahan karena dalam kurun waktu 2 tahun terakhir sudah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
- Sidang Suap Mantan Wali Kota Semarang, Kepala Bapenda Setor Rp1,2 Miliar ke Mbak Ita
Advertisement

a New Chapter Of Excellence: Fresh Look , Better Service , Four Star Standart
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Duh! 20 Persen Anak SLTA Putus Sekolah
- Pasangan Gay di Lamongan Dicokok Polisi Karena Bikin Konten Pornografi di FB-MiChat
- Sidang Suap Mantan Wali Kota Semarang, Kepala Bapenda Setor Rp1,2 Miliar ke Mbak Ita
- Menteri PANRB Tegaskan ASN Tak Boleh WFA, yang Diperbolehkan FWA
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Pemerintah Janjikan Seluruh Sekolah Rakyat Terkoneksi Internet, Koneksi Perdana di Bantul dan Sleman
Advertisement
Advertisement