Advertisement
Pandemi Covid-19 di China Kekinian: Jutaan Orang Positif, RS Penuh, Obat Langka

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO - China sedang dibuat kacau dengan peningkatan kasus Covid-19 yang menyerang negara tersebut pada akhir Desember 2022 ini.
Peningkatan kasus Covid-19 ini membuat rumah sakit dan tenaga kesehatan di negara tersebut jadi semrawut. Sebab beberapa rumah sakit bahkan tidak bisa menampung jumlah korban yang kian bertambah.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
Melansir laporan BQ Times, gelombang terbaru telah menempatkan Beijing, ibu kota China, di bawah tekanan yang luar biasa.
Meningkatnya kasus Covid-19 di China saat ini diduga disebabkan oleh subvarian Omicron BF.7.
BF.7 identik dengan BA.5.2.1.7, sub-silsilah dari versi Omicron BA.5 yang terkenal kejam. Subvarian Omicron ini paling efektif menyebarkan infeksi dan dianggap cukup menular.
Subvarian BF.7 memiliki masa inkubasi yang lebih singkat. Ini memiliki peluang lebih besar untuk menginfeksi kembali atau bahkan menginfeksi orang yang telah divaksin.
Meski demikian, Al Arabiya melaporkan jika pemerintah China seolah menutupi angka kasus dan kematian pasti yang disebabkan Covid-19 di negaranya.
China melaporkan tidak ada kematian akibat Covid-19 baru untuk hari kedua berturut-turut pada 21 Desember.
Padahal, para pekerja rumah duka mengatakan permintaan dan waktu tunggu untuk layanan mereka telah meningkat dalam seminggu terakhir.
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca, Jumat (23/12/2022), Pagi Hari Hujan Ringan Sampai Sedang
Peningkatan kematian ini membuat biaya untuk mengurus serangkaian acara di rumah duka di China kian melonjak tajam.
Negara itu mengonfirmasi 389.306 kasus dengan gejala pada Selasa.
Tetapi para ahli meyakini jika angkanya jauh lebih banyak daripada itu. Sebab China sendiri memiliki identifikasi yang tidak jelas soal kematian.
Hanya kematian yang disebabkan oleh pneumonia dan gagal napas yang akan diklasifikasikan meninggal karena virus Corona.
Rumah Sakit Shanghai Deji, memposting di akun WeChat resminya, memperkirakan ada sekitar 5,43 juta orang positif di kota itu dan setengah dari 25 juta orang di pusat komersial utama China akan terinfeksi pada akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pertumbuhan Ekonomi RI Capai Rekor Tertinggi selama 8 Tahun, Bagaimana dengan Jogja?
- Perkuat Pemberantasan Korupsi, KPK Lantik 21 Penyidik Baru
- Berkonsep Kawasan Hijau, Begini Desain Jembatan Srandakan III yang Jadi Penghubung JJLS
- Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Banten, Tak Berpotensi Tsunami
- Pendiri Fo Guang Shan Master Hsing Yun Wafat di Usia 97 tahun
- Update! Korban Gempa Turki Suriah Capai 3.400 Jiwa
- AP I Mengaku Belum Terima Info soal Pengurangan Jumlah Bandara Internasional
Advertisement
Advertisement