Advertisement

Neraca Perdagangan Surplus, Tembus Rp521 Triliun!

Maria Elena
Kamis, 15 September 2022 - 20:27 WIB
Bhekti Suryani
Neraca Perdagangan Surplus, Tembus Rp521 Triliun! Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). - Antara Foto/Nova Wahyudi

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari hingga Agustus 2022 mencatatkan surplus sebesar US$34,92 miliar atau Rp521,39 triliun.

Capaian tersebut melonjak sebesar 68,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada periode Januari hingga Agustus 2021, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$20,71 miliar.

Advertisement

Surplus pada periode Januari—Agustus 2022 ini pun mendekati capaian surplus keseluruhan tahun 2021 yang sebesar US$35,33 miliar, terutama disebabkan oleh lonjakan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global.

“Neraca perdagangan secara kumulatif mencatat surplus US$34,92 miliar atau tumbuh 68,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Kamis (15/9/2022).

Secara kumulatif, BPS mencatat neraca perdagangan nonmigas surplus sebesar US$51,67  miliar, sementara neraca perdagangan migas mencatatkan defisit US$16,76 miliar.

BACA JUGA: Sindiran Pedas AHY ke Jokowi Soal BLT: Dulu Dihina, Sekarang?

Nilai ekspor pada Januari hingga Agustus 2022 mencapai US$194,60 miliar, meningkat 35,42 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Sejalan dengan itu, impor pada periode yang sama tercatat mencapai US$159,68 miliar, meningkat 29,84 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Adapun, pada Agustus 2022, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$5,67 miliar.

Total nilai ekspor pada periode tersebut mencapai US$27,91 miliar, sementara total nilai impor sebesar US$22,15 miliar.

Neraca perdagangan nonmigas pada Agustus 2022 mencatatkan surplus sebesar US$7,74 miliar, dengan komoditas penyumbang utama yaitu bahan bakar mineral (HS 27), besi dan baja (HS 72), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15).

Sementara itu, neraca perdagangan migas mencatatkan defisit sebesar US$1,98 miliar, dengan komoditas penyumbang utama, yaitu minyak mentah, hasil minyak, dan gas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement