Advertisement
Sejumlah Pasar Hewan di Boyolali Kembali Ditutup Dua Pekan
Ilustrasi Pasar Hewan - Harian Jogja/Rheisnayu Cyntara
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali kembali melakukan penutupan lima pasar hewan yang ada di wilayah tersebut. Penutupan tahap kedua yang dimulai 11 Mei 2022 hingga 20 Juni 2022 ini merupakan tahap penutupan yang kedua, setelah sebelumnya pada 27 Mei 2022 hingga 10 Juni 2022 juga telah dilakukan penutupan pasar hewan tahap pertama.
Kelima pasar hewan yang kembali ditutup yakni Pasar Hewan Jelok di Kecamatan Cepogo, Pasar Hewan Karanggede, Pasar Hewan Kalioso di Kecamatan Nogosari, Pasar Hewan Simo dan Pasar Hewan Ampel.
Advertisement
Melalui penutupan tahap pertama kelima pasar hewan tersebut, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali melaporkan adanya penurunan angka kesembuhan PMK, dari yang 41 ekor sembuh kini sudah 428 ekor yang telah sembuh PMK atau 944 persen sembuh.
Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati mengatakan, dengan penutupan kelima pasar hewan tersebut, pihaknya berkonsentrasi melakukan penanganan PMK di kandang hewan ternak masyarakat. Melalui sosialisasi, pihaknya berharap masyarakat sadar akan bahaya PMK di hewan ternak yang terindikasi mengidap PMK.
“Kita berikan pemahaman penyakit ini penularannya sangat tinggi. Kalau tidak dilakukan penanganan secepatnya bagi salah satu sapi yang terindikasi akan berpotensi menular kepada sapi yang lain atau kandang terdekatnya. Sehingga kami mengajak seluruh masyarakat ini bersama-sama untuk kerja sama dengan kami,” kata Lusi, dikutip dari Jatengprov, Rabu (15/6/2022).
Sosialisasi penanganan yang dilakukan antara lain dengan menyampaikan laporan apabila menemukan hewan ternak yang kurang sehat. Kemudian, masyarakat dihimbau untuk melakukan disinfeksi kandang dua kali tiap hari. Hal tersebut merupakan langkah pertama yang dapat dilakukan masyarakat.
Selain itu, Disnakkan Kabupaten Boyolali menerjunkan tim reaksi cepat yang terdiri dari 22 penyuluh, 40 orang dari Puskeswan, 77 orang inseminator dan jajaran anggota PMI Kabupaten Boyolali.
Kepala Desa Madu Tri Haryadi mengatakan, saat ini dari 1.000 ekor sapi di desanya dan 700- 800 ekor sapi suspek atau bergejala PMK dapat kembali sehat. Sehingga harga jual sapi dapat normal kembali yakni di kisaran Rp70-80 juta per ton dan tidak merugi.
“Dengan adanya PMK itu karena harga sapi sehat mestinya juga naik atau langka kemudian yang terdeteksi untuk penyakit itu mestinya juga tidak bisa dijual. Akhirnya peternak yang mengalami sapinya kena PMK jelas ruginya sangat besar,” ungkapnya.
Merebaknya PMK di Desa Madu ini turut dirasakan oleh peternak sapi perah setempat, Triyanto. Dia mengatakan bahwa kini sapi miliknya mengalami penurunan produksis susu yang hanya mampu menghasilkan tiga hingga empat liter susu dari yang semula mampu mencapai 15 liter.
“Untuk para peternak sapi yang ada di wilayah kami itu hampir kerugiannya besar sekali. Dari pakan sudah mahal, terus kita kadang makan tidak habis otomatis kebuang semua. Kerugian kami dari produksi susu dari biaya produksi itu besar,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sleman Perbaiki Jalan dan Turunkan Tim Pemantau Jelang Nataru
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- TikTok Rilis Fitur Bulletin Board, Saingi Broadcast IG
- Rizky Ridho Masuk Nominasi Puskas, Media Vietnam Terkejut
- Korupsi Dana Kalurahan, Lurah-Carik Bohol Terancam 20 Tahun
- Polda Jateng Tahan Mahasiswa Pembuat Konten Porno Berbasis AI
- Kebugaran ASN Bantul Masih Rendah, Hipertensi dan Obesitas Tinggi
- Jack Miller Tercepat di FP1 MotoGP Valencia 2025
- Jambret Beraksi Dekat MAN 1 Kulonprogo, Korban Rugi Besar
Advertisement
Advertisement




