Advertisement
Kemenkes Akan Integrasikan Data Kesehatan Para Pengguna Jam Pintar

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengungkap salah satu programnya yang berkaitan dengan kesehatan dan juga pemanfaatan teknologi yaitu rencana integrasi data kesehatan para pengguna jam pintar atau smart watch dan mungkin juga dikenal sebagai bagian dari wearable device.
Cara ini menurut Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Setiaji cukup efektif untuk memantau kesehatan masyarakat masa kini mengingat peminat jam pintar kian meningkat.
Advertisement
"Saat ini data kesehatan tidak hanya bisa didapatkan dari rumah sakit atau lab. Kita bisa mengintegrasikannya dengan 'wearable device'. Nantinya kita akan gunakan sebagai standar yang bisa digunakan untuk pemantauan kesehatan," kata Setiaji dalam acara konferensi pers, Jumat (10/6/2022).
Menariknya kini Kementerian Kesehatan tengah mengujicobakan pemanfaatan teknologi jam pintar itu pada para Jemaah Haji yang akan berangkat menunaikan ibadahnya ke Arab Saudi.
Baca juga: Picu Kasus Baru di Dunia, Varian Baru Covid-19 Ditemukan di Bali, Kebal Vaksin!
Dari total para jemaah di kloter pertama embarkasi Jakarta berjumlah 11267 orang, 3000 di antaranya memiliki status kesehatan berisiko tinggi.
Mereka yang berisiko tinggi itu akan dibekali "wrist band" yang bisa memantau kesehatan para jemaah tersebut dan terhubung langsung dengan aplikasi bernama TeleJemaah.
Hal- hal yang dipantau berupa tanda- tanda vital seperti detak jantung hingga kondisi saturasi.
Pemantauan itu secara langsung terhubung dengan petugas yang membimbing para jemaah dan jika ditemukan kondisi yang tidak normal maka petugas bisa langsung mengambil tindakan.
Nantinya data- data dari "wearable devices" akan dirancang untuk terkoneksi ke sistem bernama Indonesia Health Services yang dikembangkan Kemenkes serta saat ini masuk dalam tahapan pengujian beta.
"Kita nanti di awal Juli akan merilis ini, kita harapkan wearable device nantinya bisa terkoneksi dengan sistem IHS sehingga bisa meningkatkan layanan kesehatan kita yang istilahnya adalah deteksi otomatis atau autodetection input dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia,"ujar Setiaji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement