Advertisement
UGM Perkuat Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual

Advertisement
Harianjogja.com, DEPOK— Secara global, universitas merupakan tempat kedua terbanyak yang menjadi tempat terjadinya kekerasan seksual. Maka universitas sebagai sebuah institusi pendidikan perlu membuat sistem pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.
Hal ini disampaikan Rektor UGM, Ova Emilia, kepada wartawan, Kamis (9/6/2022). Ia menjelaskan penguatan ini dilakukan dengan peningkatan literasi dan peningkatan keterampilan dalam mengatasi kekerasan seksual.
Advertisement
“Besok 11 Juni bertepatan dengan keberangkatan KKN di seluruh wilayah Indonesia, jauh dari jangkauan universitas, kami ingin menciptakan suatu kemudahan layanan crisis center, dimana mahasiswa bisa mengakses secara online jika terjadi hal yang tidak diinginkan di lapangan,” ujarnya.
Selama ini UGM telah memiliki Unit Layanan Terpadu yang menjadi tempat pelaporan jika terjadi kasus kekerasan seksual. “Kemudian ada pembentukan tim untuk memverifikasi dan eksplorasi untuk melakukan langkah-langkah mungkin konsultasi psikologis, medis atau apa, sudah ada SOP-nya,” ungkapnya.
Lalu yang akan dikuatkan yakni selain layanan penanganan kejadian, juga akan dibentuk upaya antisipasi.
“Literasi juga harus ditingkatkan. Ini yang akan kami buat sistematis. Literasi dan edukasi. Selain mahasiswa KKN sebagai kick off, kami juga akan menyisir seluruh mahasiswa,” ujarnya.
Upaya ini akan diturunkan sampai unit fakultas. Dari situ diharapkan dapat memunculkan kepedulian semua civitas akademika tentang kekerasan seksual. Bahan-bahan edukasi akan disediakan di website UGM sehingga bisa dipelajari semua mahasiswa.
Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Irfan D. Prijambada, menjelaskan UGM akan memberangkatkan sebanyak 6.250 mahasiswa KKN pada tanggal 25 Juni mendatang. Mahasiswa tersebut akan diterjunkan di 28 provinsi, 85 kabupaten dan 197 kecamatan.
Melalui sosialisasi UGM sebagai kampus anti kekerasan diharapkan tidak ada tindak kekerasan dalam berbagai bentuk selama KKN. Pihaknya sebelumnya telah mendirikan crisis center KKN bagi mahasiswa. “Sejak ada KKN di UGM sudah ada crisis center sebagai layanan untuk melaporkan hal-hal kedaruratan saat KKN,” kata dia.
Ketua Health Promoting University (HPU) UGM, Yayi Suryo Prabandari, mengungkapkan UGM pada tahun 2019 telah mendeklarasikan diri sebagai kampus sehat baik secara fisik, mental, maupun sosial. Terdapat delapan kegiatan utama dari program kampus sehat ini, salah satunya adalah zero tolerance kekerasan, perundungan dan pelecehan.
“Kita ingin masyarakat di kampus, mahasiswa, dosen, karyawan, sudah tidak jaman lagi dosen ngunekke, komentar fisik. Ini akan kami sosialisasikan bahwa ini tidak kita tolerir di universitas. Ini sangat mendukung deklarasi anti kekerasan seksual,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BNN Ungkap Wilayah Pesisir dan Perbatasan Rawan Peredaran Narkoba, Begini Polanya
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Dukung Pengamanan Kejaksaan oleh TNI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR: Untuk Efektifkan Penegakan Hukum
- Ledakan di Garut Tewaskan 13 Orang, Prosedur Pemusnahan Amunisi Harus Dievaluasi
Advertisement

Jenazah Kolonel Antonius Hermawan Korban Ledakan Amunisi Dibawa ke Pakem Sleman Siang Ini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Afghanistan Haramkan Permainan Catur
- Respons ITB Terkait Mahasiswanya Jadi Tersangka Seusai Unggah Meme Prabowo dan Jokowi
- BMKG Ungkap Penyebab Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Maldina Sumut
- Pesan Presiden Prabowo di Hari Raya Waisak: Welas Asih Bagi Kita Semua
- Paus Leo XIV Minta Gereja Merespons Perkembangan Kecerdasan Buatan
- Pemprov Bali Akan Menolak Pengajuan SKT Ormas Preman
- PLN Ungkap Penyebab Pemadaman Meluas di Kota Palu
Advertisement