Advertisement
Cacar Monyet di Luar Afrika Tidak Jadi Pandemi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan tidak percaya jika wabah cacar monyet di luar Afrika akan menyebabkan pandemi dan masih belum jelas apakah orang yang terinfeksi tanpa gejala dapat menularkan.
Lebih dari 300 kasus yang dicurigai dan dikonfirmasi cacar monyet atau monkeypox telah dilaporkan pada bulan Mei yang sebagian besar terjadi di Eropa.
Advertisement
Penyakit yang biasanya ringan itu menyebar melalui kontak dekat yang menyebabkan gejala seperti flu dan ruam yang khas.
Saat ini, WHO sedang mempertimbangkan apakah wabah tersebut harus dikategorikan sebagai "potensi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" atau PHEIC.
Kategori itu, seperti yang dilakukan untuk Covid-19 dan ebola, akan membantu mempercepat penelitian dan pendanaan untuk mengatasi wabah tersebut.
Baca juga: Awas Wabah Cacar Monyet, Periksa ke Dokter jika Alami Gejala Berikut
Ketika ditanya apakah wabah cacar monyet ini berpotensi berkembang menjadi pandemi, Rosamund Lewis, pimpinan teknis cacar monyet dari Program Darurat Kesehatan WHO, mengatakan: "Kami tidak tahu tetapi kami tidak berpikir begitu."
Dia juga mengatakan, saat ini pihaknya tidak khawatir dengan pandemi global.
Setelah seseorang tertular cacar monyet, durasi ruam yang muncul dan koreng yang hilang diakui sebagai periode penularan. Akan tetapi, ada informasi terbatas tentang apakah ada penyebaran virus oleh orang yang tidak bergejala, tambahnya.
"Kami benar-benar belum tahu apakah ada penularan cacar monyet tanpa gejala. Indikasi pada masa lalu adalah bahwa ini bukan masalah utama, meski masih harus ditentukan, katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (31/5/2022).
Sebelumnya, WHO mewanti-wanti komunitas LGBT untuk waspada sebab virus tersebut bisa menular lewat hubungan seks. Baru-baru ini terdapat temuan kasus cacar monyet pada pasien yang diidentifikasi sebagai kaum LGBT.
"Beberapa kasus telah diidentifikasi melalui klinik kesehatan seksual di komunitas gay, biseksual dan laki-laki lain yang berhubungan seks dengan laki-laki," bunyi pernyataan imbauan WHO untuk komunitas LGBT.
WHO menambahkan kaum transgender dan gender-diverse juga bisa rentan terkena wabah ini. Meski demikian, bukan berarti mereka yang non-LGBT serta merta bebas dari penularan cacar monyet.
WHO menegaskan siapa pun bisa berisiko tertular ketika kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
- Indonesia Gunakan Pengaruh Agar Deeskalasi Terjadi di Timur Tengah
- Kasus Pengemudi Arogan Mengaku Adik Jenderal Kini Diusut Bareskrim
Advertisement
Jelang Hari Kesiapsiagaan Bencana, BPBD DIY Siapkan Rangkaian Kegiatan untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KPK Menetapkan Mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Jadi Tersangka Pencucian Uang
- 109.105 Kendaraan Melintas di Tol Jogja-Solo Selama Lebaran, Akses Kini Ditutup Lagi
- Video Viral Kejadian Unik, Truk Melaju Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung Semarang
- Indonesia Gunakan Pengaruh Agar Deeskalasi Terjadi di Timur Tengah
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
- Bareskrim Gandeng Polisi Thailand Buru dan Bawa Pulang Buron Narkoba Fredy Pratama
- Letusan Gunung Ruang Berisiko Tsunami, Begini Kronologi Erupsinya
Advertisement
Advertisement