Advertisement

Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia? Ini Jawaban Pemerintah

Nabila Dina AyuFajari
Kamis, 26 Mei 2022 - 19:57 WIB
Bhekti Suryani
Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia? Ini Jawaban Pemerintah Ilustrasi tangan seseorang terinfeksi virus cacar monyet atau Monkeypox - BBC

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI angkat bicara terkait penularan cacar  monyet atau monkeypox di Indonesia.

Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril menyatakan kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia saat ini masih nol.

Advertisement

Meskipun belum tercatat adanya kasus, m Kemenkes tetap melakukan sejumlah antisipasi guna mencegah terjadinya penularan.

“Hingga saat ini belum ada kasus (cacar monyet) yang dilaporkan dari Indonesia,” kata Mohammad Syahril yang dilansir dari laman Kemenkes pada Kamis (26/5/2022).

Kemenkes telah membuat arahan untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap wilayah melalui dinas kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, dan rumah sakit.

Pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet juga telah direvisi untuk menyesuaikan dengan situasi dan informasi baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terutama terkait dengan pemantauan, manajemen klinis, komunikasi risiko, dan manajemen laboratorium.

BACA JUGA: Jack Dorsey Mundur dari Dewan Direksi Twitter

Menurutnya, penularan dari manusia ke manusia sangat tinggi, sehingga perlu diwaspadai potensi penyebarannya. Lantas bagaimana penularan ke manusia hingga antarmanusia bisa terjadi?

Proses Penularan Cacar Monyet 

Cacar monyet merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui hewan (zoonosis). Infeksi cacar monyet telah diidentifikasi pada banyak spesies hewan, termasuk monyet, tikus Gambia, dan tupai. Inang utama virus ini adalah hewan rodent (tikus).

Virus ini dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi kulit hewan yang terinfeksi, dan mengonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi (bush meat).

“Penularan dapat melalui darah, air liur, cairan tubuh, Lesi kulit atau cairan pada cacar, kemudian droplet pernapasan,” jelas Syahril.

Sementara itu, dia mengatakan penularan antarmanusia dapat terjadi melalui kontak dengan sekresi pernapasan dan lesi kulit dari orang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.

Penularan juga terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin atau kontak selama persalinan.

"Saat ini, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat cara lain dalam penularan virus cacar monyet," imbuhnya.

Tanda dan Gejala Cacar Monyet

Masa inkubasi cacar monyet (interval antara infeksi dan timbulnya gejala) biasanya 6-16 hari, tetapi dapat berkisar antara 5-21 hari.

Gejala cacar monyet dimulai dengan sebagai berikut ini:

1. Demam
2. Sakit kepala parah
3. Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dapat dirasakan di leher, ketiak, atau selangkangan
4. Nyeri punggung
5. Nyeri otot
6. Lemas.

Pada 1-3 hari setelah gejala awal atau fase prodromal, akan memasuki ke fase erupsi dalam bentuk ruam atau lesi di kulit. Biasanya dimulai dari wajah dan secara bertahap menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Ruam atau lesi di kulit berkembang mulai dari bintik-bintik merah, seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, atau lepuh berisi nanah yang kemudian mengeras atau berkerak dan luruh.

Umumnya, perlu waktu hingga 3 minggu agar lesi menghilang dan luruh.

“Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok,” ungkap Syahril.

Cacar monyet adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14-21 hari.

Kasus yang parah sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan dengan tingkat paparan virus, kondisi pasien, dan tingkat keparahan komplikasi. Angka kematian bervariasi, tetapi kurang dari 10% kasus telah dilaporkan, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.

Secara umum, kelompok usia yang lebih muda lebih mungkin terkena cacar monyet.

Apabila melihat atau merasakan tanda dan gejala cacar monyet, maka segera hubungi atau pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Kemenkes mengimbau agar mematuhi protokol kesehatan dengan menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, serta melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 01:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement