Advertisement
Polisi Sebut Pengepungan Warga Wadas Hoaks, Netizen: Pembuat Hoaks Terbesar Adalah Penguasa
Tangkapan layar ratusan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo, terlibat bentrok dengan anggota kepolisian dan TNI, Jumat (23/4 - 2021). [Instagram @wadas_melawan]
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Konflik tambang batuan andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah hingga kini masih menyedot perhatian publik. Pasalnya polisi belakangan menuduh kabar pengepungan warga Wadas di masjid pada insiden pecah konflik Selasa (8/2/2022) lalu adalah hoaks. Warganet pun menyebut penguasa adalah pembuat hoaks terbesar.
Otoritas kepolisian melalui akun resmi terverifikasi @divisihumaspolri pada Kamis (10/2/2022) memposting informasi yang menyebut kabar pengepuangan warga Wadas adalah hoaks.
Advertisement
"Beredarnya informasi di media sosial terkait aparat kepolisian mengepung warga di dalam masjid adalah HOAX atau TIDAK BENAR" kalimat tertulis di postingan Divisi Humas Polri.
BACA JUGA: Buka Laman LTMPT untuk Cek Daya Tampung SNMPTN 2022
"Faktanya pada saat pengukuran tanah, massa berkumpul di depan masjid, segelintir warga membawa sajam dan melempar batu. Warga yang lain mengejar dan berlari ke dalam masjid memakai celana pendek. Aparat kepolisian justru mengamankan orang di dalam masjid dari serangan warga yang mengejar, Desa Wadas, Selasa (8/2)," bunyi postingan polisi.
Postingan itu sejatinya telah direvisi admin Divisi Humas Polri. Sebelumnya polisi memposting informasi yang memuat pesan sebagai berikut:
"Beredarnya informasi di media sosial terkait aparat kepolisian mengepung warga di dalam masjid adalah HOAX atau TIDAK BENAR. Faktanya pada saat pengukuran tanah di depanmasjid, segelintir warga membawa sajam dan melempar batu"
Postingan itu langsung diklarifikasi warga Wadas melalui akun terverifikasi wadas_melawan.
"Hoax. Perlu diketahui bersama bawa di tanah atau di halaman masjid tidak ada lahan quarry, Sudah jelas polisi yang melakukan kebohongan publik. Bisa dibaca lebih detail konten posternya," tulis pesan @wadas_melawan.
Sontak saja, ribuan netizen ramai-ramai mencaci maki akun Humas Polri. Tak hanya soal postingan polisi yang telah direvisi, namun warganet telanjur tak percaya dengan informasi polisi lantaran melihat video di lapangan soal fakta sebenarnya.
Akun instagram Humas Polri pun dihujani hujatan oleh netizen.
Ada yang menyebut pembuat hoaks terbesar adalah negara dalam hal ini polisi.
@bgsjls menulis "Pembuat hoax terbesar adalah penguasa" kata akun tersebut.
@arendraky menulis: "Ngukur tanah itu bawa meteran bukan bawa aparat pak bapak"
Lalu akun @masrezapamungkas's: "Wkwkwk. Diposting ulang. Enak ya jadi aparat. Kalo salah bisa direvisi. Coba kalo rakyatnya, pasti dah kena UU ITE. WKWKWKWK" ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Leverkusen Tekuk Leipzig 3-1, Naik ke Posisi Tiga Bundesliga
- SIM Keliling Bantul Hadir di MPP hingga Parasamya
- Bellingham dan Mbappe Antar Real Madrid Tekuk Sevilla 2-0
- Arus Kendaraan Masuk Jogja via Prambanan Mulai Meningkat
- Gol Penalti Gyokeres Bawa Arsenal Tekuk Everton 1-0
- Jadwal SIM Keliling Sleman Desember 2025, Ada Layanan Malam
- Juventus Tekuk AS Roma 2-1, Persaingan Empat Besar Memanas
Advertisement
Advertisement




