Advertisement
Paling Banyak Jadi Korban & Penyebar Hoaks, Lansia Dilatih Kecakapan Digital

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Program Tular Nalar Lansia Cakap Digital resmi diluncurkan untuk mendampingi warga lansia yang sering menjadi korban maupun penyebar hoaks. Acara ini diadakan secara virtual, Senin (7/2/2022).
Acara ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan, Ketua Siberkreasi Yosi Mokalu, Perwakilan Mafindo Santi Indra Astuti, Kepala Hubungan Publik Google Asia Pasifik Ryan Rahardjo, dan perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Advertisement
BACA JUGA: Jangan Percaya! Beredar Surat Palsu Pengangkatan Guru Honorer
Salah satu program Lansia Cakap Digital selain pendampingan lansia adalah sosialisasi antihoaks kepada lansia. Berdasarkan data Kementerian Kominfo, lansia menjadi korban terbanyak terpapar hoaks yang beredar di media sosial seperti Whatsapp dan Facebook.
Di masa pandemi, marak sekali hoaks tentang kesehatan yang beredar dan lansia langsung menyebarluaskan tanpa mencari kebenaran atas informasi tersebut.
“Oleh karena itu, dari Kementerian Kominfo akan melakukan literasi digital dengan target warga lanjut usia untuk meminimaliskan isu-isu tersebut,” kata Kiki Ameliah, perwakilan dari Kementerian Kominfo.
Penelitian dari Dirjen Pendidikan dan Kebudayaan pada 2017 mengungkapkan generasi yang paling sering menyebarkan hoaks adalah generasi transisi, yaitu generasi yang beralih dari dunia analog ke dunia digital, kebanyakan adalah warga lansia.
Santi Indra Astuti menambahkan penyebab mudahnya penyebaran hoaks oleh lansia adalah adanya keinginan untuk memproteksi diri dan keluarga.
“Lansia menganggap bahwa informasi yang diterima seperti isu kesehatan atau politik adalah sebuah ancaman dan membuat lansia emosi, sehingga mereka tidak mencari kebenaran. Ketika menerima itu dan menyebarluaskan dengan maksud memproteksi diri,” kata Santi.
BACA JUGA: Polisi Buru Penyebar Hoaks Ustaz Abdul Somad Ditangkap Densus 88
Sasaran program Lansia Cakap Digital adalah 6.000 lansia di 25 kota di Indonesia. “Target output ini tidak jauh dari target literasi digital pada umumnya, namun sudah disesuaikan dengan konteks dan kemampuan mereka” imbuh Santi.
Program ini diharapkan mampu membangun keluarga tangguh digital. Yang muda dapat mengajarkan kemampuan digital kepada yang tua dan yang tua bisa menjaga perilaku dalam menggunakan media agar terhindar dari berbagai ancaman seperti hoaks. “Jika ini terbangun, maka bisa menciptakan keluarga dan masyarakat Indonesia digital yang lebih sehat lagi” kata Yosi Mokalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
- DPR Soroti Asesmen Awal Program Sekolah Rakyat Kemensos
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- Kasus Riza Chalid, Kejagung Kejar Aset hingga Perusahaan Afiliasi
Advertisement

Kepemilikian KTP Pink di Gunungkidul Terus Digeber
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
- Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
- 65 Ribu Warga Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
- Prakiraan BMKG, Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
Advertisement
Advertisement