Advertisement
Indonesia Disebut Bakal Hadapi Pemilu Paling Rumit di Dunia dengan Biaya Tinggi
![Indonesia Disebut Bakal Hadapi Pemilu Paling Rumit di Dunia dengan Biaya Tinggi](https://img.harianjogja.com/posts/2022/01/04/1092460/2024.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini menyebut Pemilu 2024 akan menjadi pemilu paling rumit di dunia karena dilaksanakan secara serentak dengan sistem sentralistik.
Pernyataan itu disampaikannya terkait rencana pelaksanaan pemilu dan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada tahun yang sama. Tidak saja akan menjadi pemilu paling kompleks, tapi juga paling rumit di dunia karena merupakan pemilihan satu hari terbesar di dunia, kata Titi kepada wartawan, Senin (3/1/2021).
Advertisement
Titi mengemukakan hal itu terkait dengan rencana penyelenggaraan Pemilu Presiden/Wakil Presiden, Pemilu Anggota DPR, Pemilu Anggota DPD, dan pemilu anggota DPRD provinsi/kabupaten/kota serta pemilihan kepala daerah di 34 provinsi dan di 514 kabupaten/kota pada tahun 2024.
Selain itu Indonesia memiliki karakteristik lainnya, yaitu menyelenggarakan pemilu dengan rekapitulasi suara paling lama di dunia. Begitu pula terkait dengan database yang menunjukkan bangsa ini memiliki data pemilih tersentralisasi terbesar di dunia.
“Pemilu di Tanah Air menyimpan salinan hasil penghitungan suara dari tempat pemungutan suara (TPS) dalam database tersentralisasi yang menurut Titi Anggraini juga terbesar di dunia,” ujarnya.
Sedangkan terkait dana kampanye, Titi juga mengatakan pemilu di Indonsia termasuk yang paling mahal di dunia. Bahkan dianggap cenderung tidak membatasi, yakni Rp2,5 miliar per individu dan Rp25 miliar per badan hukum swasta.
Karena itu dia mendorong adanya mekanisme pembiayaan partai politik (parpol) oleh negara. Pembiayaan yang berasal dari negara kepada diharapkan menekan biaya politik tinggi pada pemilihan umum, yang biasanya berujung politik uang dan tindakan korupsi.
"Jadi partai itu tidak lagi dikendalikan oleh sekelompok elite yang punya uang yang juga menguasai struktur-struktur strategis partai," ujarnya.
Titi mengatakan, tingginya biaya politik dikeluhkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang juga menjadi permasalahan pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung. Karena itu Tito mengusulkan untuk mengkaji ulang pelaksanaan pilkada langsung.
“Jadi parpol tidak perlu lagi mengembalikan mahar politik ataupun uang yang diberikan sejumlah pihak untuk keberlangsungan kegiatan partai termasuk saat pilkada. Kemudian juga diharapkan dapat menekan tindakan korupsi untuk membayar modal politik dan perjanjian terhadap sejumlah pihak tersebut,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182736/img-20240727-wa0003.jpg)
Peringati Hari Kebaya Nasional, Srikandi PLN Turun ke Jalan Malioboro Menyapa Pelanggan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran Diklaim Mampu Menumbuhkan Agro Industri di Perdesaan
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
Advertisement
Advertisement