Advertisement
Haedar Nashir: Pengerdilan Sejarah Bisa Munculkan Konflik

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Profesor Haedar Nashir mengingatkan terkait adanya potensi pengerdilan sejarah yang bisa menimbulkan konflik. Kondisi itu tidak baik bagi masa depan bangsa Indonesia. Hal itu diungkapkan dalam Pembukaan Kongres Sejarawan Muhammadiyah secara daring, Sabtu (27/11/2021).
Haedar menyorot banyaknya komponen masyarakat yang terlalu ikut mempengaruhi jagad wacana sejarah. Hal itu terjadi baik di media sosial maupun dalam kancah dinamika nasional sehingga muncul pengerdilan terhadap sejarah. Kondisi itu menurutnya sangat tidak menguntungkan bagi masa depan bangsa Indonesia. Maka kunci utamanya adalah harus ada kejujuran terhadap sejarah.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
BACA JUGA : Ketum PP Muhammadiyah Resmikan Gedung Pusat
“Pengerdilan ini tidak menguntungkan bagi masaa depan Indonesia bahkan bisa menciptakan konflik, kuncinya adalah kejujuran terhadap sejarah, gunakan ilmu pengetahuan seluas-luasnya, kita tidak akan berebut tafsir dengan hidup mati yang kemudian menimbulkan luka sejarah dan konflik baru,” ucap Haedar.
Ia berharap melalui kongres tersebut Muhammadiyah hadir dalam memperkaya khasanah keilmuan sejarah di Indonesia dengan modal utamanya berkepribadian agung dan memiliki perspektif luas. Sejarawan Muhammadiyah diharapkan memberi warna dan memberikan kontribusi masa depan Indonesia.
Haedar juga menyinggung soal potensi penguasa yang dapat mengkonstruksi sejarah secara tunggal. Bahkan satu sama lain saling berebut tafsir sejarah. “Sering berebut tafsir sejarah tidak masalah sebenarnya, asal dilakukan objektif. Tetapi sering masalah politik dan kekuasaan karena terkunci oleh keputusan. Siapa yang paling punya pengaruh, hal seperti ini ada di lorong otoritas. Ke depan bisa dicounter lagi oleh otoritas baru, begitu seterusnya,” katanya.
BACA JUGA : Milad 109 Muhammadiyah, Haedar Ajak Tetap Optimistis
Ketua Majelis Pustakan dan Informasi PP Muhammadiyah Muchlas menambahkan sejarawan Muhammadiyah memiliki sejumlah tantangan dalam memetakan kembali dan mengulas sejarah Muhammadiyah yang tergolong masih minim dibandingkan keagamaan lainnya.
“Harapannya para sejarawan Muhammadiyah merumuskan konstruksi sejarah yang sesuai dengan konteks di zamannya,” ujarnya.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polres Magelang Kota Amankan 100 Kilogram Bahan Mercon, 1 Pelaku Ditangkap
- 11,39 Juta Wajib Pajak Telah Lapor SPT Tahunan
- Alasan Kejagung Tuntut Teddy Minahasa Hukuman Mati
- KPK Duga Rafael Alun Trisambodo Terima Gratifikasi Dalam Bentuk Uang
- Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, PDIP Klaim Tidak Ada Beda Sikap dengan Jokowi
Advertisement

Dishub Bantul Temukan Banyak Jip Wisata Tak Layak Jalan, Ini Rekomendasinya
Advertisement

Ini Wisata Air di Wilayah Terpencil Gunungkidul yang Menarik Dikunjungi
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harianjogja.com, Sabtu 1 April 2023
- Polres Magelang Kota Amankan 100 Kilogram Bahan Mercon, 1 Pelaku Ditangkap
- Daftar Harga BBM Pertamina Per 1 April 2023: Ada yang Turun
- KPK Temukan Uang dan Puluhan Tas Mewah di Rumah Rafael, Ada Hermes
- Awas! Jogja dan Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Sabtu Ini
- Beda Sikap Piala Dunia U-20, Rudy Sebut Gibran Belum Paham Konstitusi: Belum Lahir Soale
- 3 Tahun Tinggal di Tenda, Bocah Ini Pecahkan Rekor Usai Kumpulkan Donasi Rp13 Miliar
Advertisement
Advertisement