Advertisement
Luhut: Tony Blair Terpukau dengan Hilirisasi SDA Indonesia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA —Hilirisasi sumber daya alam (SDA) pada ekspor dan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Rencana hilirisasi tersebut bahkan membuat eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair terpukau. ""Kemarin saya paparkan kepada Tony Blair di kantor saya, dia komentarnya hanya 'Amazing', 'Unbelievable', udah gitu saja. Mereka tidak anggap bahwa Indonesia bisa seperti ini," cerita Luhut di Jakarta, Rabu (24/11/2021).
Advertisement
Seperti diketahui, Indonesia tengah berfokus untuk mendorong hilirisasi SDA. Salah satu fokus Indonesia adalah pada nikel, yang memiliki cadangan terbesar di dunia dengan total mencapai 21 juta ton. Ketersediaan nikel ini mendorong Indonesia berambisi untuk bermain di rantai pasok baterai mobil listrik dunia.
Salah satu investasi terbesar terkait yang sudah ada yaitu pabrik baterai mobil listrik pertama di Asia Tenggara, yang berlokasi di Karawang Jawa Barat. Total investasi dari pabrik baterai mobil listrik tersebut adalah sebesar US$9,8 miliar atau Rp142 triliun, kerja sama investasi antara LG Energy Solution dari Korea Selatan dan PT Indonesia Battery Corporation.
Menurut Luhut, kisah sukses hilirisasi logam dasar perlu dilanjutkan untuk komoditas nikel. Dia berharap, bermodal cadangan nikel, Indonesia bisa menjadi bagian dari rantai pasok dunia untuk baterai mobil listrik.
Baca juga: Zona Merah Covid-19 di Sleman Naik, Ini Datanya
Sementara itu hilirisasi SDA logam dasar telah berperan signifikan dalam menjaga defisit transaksi berjalan atau current account deficit. Hal ini diwujudkan melalui kinerja industri logam dasar yang telah menjadi sektor penanaman modal asing (PMA) tertinggi sejak 2018.
"Didukung oleh hilirisasi SDA, industri logam dasar perlahan menjadi sektor dengan PMA tertinggi sejak 2018. Pak Presiden juga tadi menyinggung, sejak hilirisasi ekspor iron steel kita saja tahun ini dekat dengan US$21 miliar. Itu sangat berdampak pada current account deficit dan surplus pada [neraca dagang]," tutur Luhut
Adapun, neraca pembayaran Indonesia kuartal III/2021 mencatatkan surplus US$10,6 miliar. Kinerja ini didorong oleh transaksi berjalan yang mengalami surplus US$4,5 miliar, tertinggi sejak 2009.
Peran besi dan baja dalam pencapaian tersebut terlihat dari total ekspor besi dan baja Indonesia sebesar US$16,6 miliar pada Oktober 2021. "Pada akhir tahun ini, angka ekspor bisa sampai US$20 miliar sampai dengan US$21 miliar," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement