Advertisement
Peringati Sumpah Pemuda Bersama Mahasiswa, Ganjar: Yang Penting Substansinya

Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG—Tiga orang mahasiswa berpakaian adat berjalan ke tengah-tengah lapangan. Di tangan mereka, dipegang sebilah bambu yang diujungnya diikatkan Bendera Merah Putih.
Mereka berjalan perlahan dengan iringan lagu Indonesia Raya. Setibanya di tengah lapangan, bilah bambu itu kemudian ditancapkan di tanah. Merah Putih berkibar. Mereka dengan khidmad memberikan hormat.
Advertisement
Itu adalah gambaran upacara peringatan Sumpah Pemuda yang digelar Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara Jawa Tengah di Asrama Mahasiswa Aceh Pocut Meurah Intan, Tembalang Kota Semarang, Kamis (28/10). Mereka yang terdiri dari mahasiswa sejumlah daerah, menggelar upacara Sumpah Pemuda di tempat itu secara sederhana. Meski begitu, suasana tampak meriah karena mereka hadir dengan pakaian adat masing-masing.
Uniknya, salah satu yang menjadi peserta upacara adalah Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah itu nampak berada di tengah-tengah mereka, dengan pakaian adat Aceh yang dikenakannya.
Ganjar hadir bukan sebagai inspektur upacara. Ia hadir sebagai peserta biasa. Ia memang diundang oleh para mahasiswa itu untuk ikut dalam upacara mereka.
Usai pengibaran bendera, salah satu mahasiswa yang bertindak sebagai pembina upacara memberikan amanat. Dalam amanatnya, pembina upacara yang diketahui bernama Muhammad Zulkifli asal Muna, Sulawesi Utara itu mengajak peserta menggelorakan kembali semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Zulkifli mengajak peserta mengikrarkan kembali Sumpah Pemuda. Tak hanya itu, ia juga membacakan sumpah baru, bernama Sumpah Pemuda Milenial.
"Deg-degan sekali rasanya, kapan lagi kita mahasiswa menggelar acara, pesertanya kepala daerah. Tapi kami bangga bisa menggelar acara ini dengan baik," kata Zulkifli ditemui usai upacara.
Zulkifli yang juga menjabat Ketua Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara ini mengatakan, Sumpah Pemuda Milenial yang dideklarasikan tadi intinya mengajak semua anak muda membangun peradaban Indonesia melalui keberagaman etnis. Pemuda-pemudi Indonesia harus menguras energi untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia.
"Anak muda harus bisa memahami kearifan lokal, karena kita tahu Pancasila itu lahir dari kearifan lokal kebudayaan Indonesia. Namun Pancasila sekarang sifatnya lebih abstrak, kami ingin membuatnya nyata," jelasnya.
Pancasila, UUD 1945 dan Sumpah Pemuda menurut Zulkifli adalah dasar. Namun itu perlu diperkuat, karena saat itu tujuannya hanya untuk mengantarkan Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan.
"Sekarang, kita anak muda harus bisa mengantarkan Indonesia ke puncak peradaban, seperti yang dicita-citakan pendahulu kita. Proses eksekusinya seperti apa, tentu ini yang menjadi tantangan zaman sekarang," pungkasnya.
Ganjar sendiri mengatakan sangat bangga menghadiri upacara Sumpah Pemuda yang digelar forum persaudaraan antar etnis nusantara itu. Saat mendapat undangan, ia langsung tertarik mengikuti.
"Saya diundang, ternyata mereka menggelar upacara Sumpah Pemuda dengan sederhana. Petugasnya ya dari mereka sendiri, ini pembina upacaranya mas Zulkifli Mustafa dari Muna. Menurut saya ini unik dan menarik," ucapnya.
Apalagi, mereka juga telah merumuskan sumpah dan janji baru sebagai pemuda-pemudi masa kini. Sumpah dan janji itu dibuat untuk melengkapi tantangan berikutnya dari pemuda era sekarang.
"Saya senang dan merasa bangga bisa hadir di sini. Apalagi, mereka juga upacara dengan pakaian adat dari masing-masing daerah. Ternyata baju adat kita dahsyat, teknologi pembuatannya juga tinggi," jelasnya.
Ganjar juga mengomentari prosesi upacara Sumpah Pemuda yang sangat sederhana itu. Anak-anak muda itu berhasil menggelar acara dengan kreatif dan menarik.
"Tidak harus yang rumit-rumit, yang penting substansinya mereka dapat. Mereka bisa saling ketemu, saling kenal dan ngobrol bareng. Mereka senang, dan yang paling penting adalah mereka semua menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan," pungkasnya. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement