Advertisement
Kejadian dan Korban Bencana di Indonesia Meningkat Setiap Tahun
Aktivitas warga Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat usai dilanda banjir pada Bulan Februari 2021. - Antara\\r\\n\\r\\n
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Bencana alam di Indonesia umum terjadi setiap tahunnya dan mengalami peningkatan baik dari frekuensi maupun jumlah korbannya.
Plt. Kepala Pusat Riset Geoteknologi Organisasi Riset Ilmu Kebumian BRIN, DR. Adrian Tohari mengungkapkan tren bencana dari 2009-2019 mengalami peningkatan. Hingga 27 Desember terdapat 3.768 kejadian bencana di Indonesia.
Advertisement
“Bencana hidrometorologi mendominasi kejadian bencana di Indonesia dari tahun 1815-2018 yaitu banjir (35,78 persen), tanah longsor (21,20 persen), gelombang pasang (1,34 persen). Sedangkan jumlah korban bencana yang berakibat pada korban jiwa adalah karena gempa bumi dan tsunami. Dari 2000-2020 korbannya mencapai 90 persen,” ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk “Riset dan Inovasi untuk Indonesia Tangguh Bencana,” Kamis (7/10/2021).
“Dari data-data ini kita bisa mengetahui kejadian bencana yang sering terjadi menghasilkan efek yang rendah. Sedangkan bencana yang jarang terjadi justru berakibat lebih besar,” lanjutnya.
Adapun daerah-daerah yang rawan gempa ini ada di beberapa wilayah. Diantaranya di barat pulau Sumatera dan selatan pulau Jawa, serta di daerah tubrukan lempeng Indonesia bagian timur. Sementara sumber gempa yang ada di pualu barat Sumatera dan selatan Jawa itu mempunyai hiposenter yang sangat dangkal, yakni 0-100.
“Ini cenderung akan menghasilkan ancaman susulan berupa tsunami. Sedangkan gempa yang ada di utara pulau Jawa dan kepulauan Nusa Tenggara itu mempunyai hiposenter yang cukup dalam,” jelasnya.
Menurut Adrian, untuk membangun Indonesia tangguh bencana harus diturunkan kerentanan di masyarakat dan meningkatkan kapasitas masyarakat untuk menghadapi ancaman. Sebab, akan sulit menghadapi bencana jika kita tak mengenali ancaman dan peningkatan kapasitas masyarakat.
“Sangat sulit atau mahal menurunkan ancamannya. Tapi jika kita mengenali ancaman dan kapasitas masyarakat akan menurunkan risiko bencana,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- ASEAN Tegaskan Tak Akan Kirim Pengamat ke Pemilu Myanmar
- MK Tolak Uji Materi Aturan Batas Usia Pemuda Jadi 40 Tahun
- Proses Dekontaminasi Radioaktif 22 Pabrik di Cikande Selesai
- Imbas Shutdown, Dana Perumahan Militer AS Dialihkan untuk Gaji Tentara
- Soal Ritel Besar, Kemenko PM Susun Pemerataan Rantai Bisnis yang Adil
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Atlet MAN 1 Bantul Sapu Bersih Emas Tenis Meja
- Dukung Pariwisata, Petani Gunungkidul Dibantu 11.000 Bibit Kelapa
- Jadwal KA Bandara Jogja, Kamis 30 Oktober 2025
- Dua Warga Iran yang Terlibat Kriminal di Kediri Dideportasi
- Cek! Jadwal SIM Keliling di Sleman, Kamis 30 Oktober 2025
- Dewa United Puncaki Klasemen Grup E, Laga Terakhir Tentukan Nasib
- Jambu Air Dalhari Sleman Resmi Peroleh Sertifikat Indikasi Geografis
Advertisement
Advertisement



