Advertisement
Gawat! Indonesia Juara 2 Dunia Penyumbang Limbah Plastik ke Laut

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Indonesia menjadi negara penyumbang terbesar kedua limbah plastik di laut setelah China. Ada 3,2 juta ton plastik yang setiap tahunnya dibuang ke laut.
Koordinator Nol Sampah Wawan Some mengungkapkan dampak dari limbah plastik tersebut sangat berbahaya bagi keberadaan biota yang hidup di air. Kata Wawan, hal tersebut terbukti dalam penelitiannya bahwa limbah plastik menyebabkan perubahan hormonal pada ikan.
Advertisement
“Ada sekitar 25 persen ikan di Kali Brantas ternyata bencong. Dari luar kelihatan betina tapi organ dalamnya jantan. Diduga penyebabnya pencemaran kantong plastik,” ujar Iwan dalam diskusi virtual bertajuk “Urgensi Label Bebas BPA Bagi Kesehatan” pada Selasa (5/10/2021).
Hal tersebut dikarenakan terdapat kandungan Bisphenol A (BPA) pada plastik yang struktur jatnya seperti hormon estrogen yang terdapat pada perempuan. “Ini mengancam kepunahan ikan, karena ketika kawin ikan pembuahannya di luar. Jadi kelihatan di luar betina. Jadi yang dikeluarkan itu bukan sel telur tapi sperma, karena sebenarnya dia jantan,” lanjut Wawan.
Baca juga: Pendapatan Pajak Mulai Digenjot saat Pelonggaran PPKM
Selain BPA, kata Wawan, dalam plastik juga terdapat kandungan platicizer, pewarna dan bahan baku utama plastic dari minyak bumi, yakni hidrokarbon.
“Di dalam plastik ada kandungan plasticizer. Hampir semua plastik mengandung bahan ini. Hal tersebut berakibat pada cacat pada janin. Penelitian-penelitian di Unair, ada bayi yang tidak punya tempurung kepala, kembar siam, itu diakibatkan oleh plasticizer,” ungkapnya.
Menurut Iwan, saat ini tidak ada regulasi yang jelas tentang penggunaan bahan plastik dari pemerintah. Di balik kegunaannya yang dinilai praktis, murah dan efisien ternyata daur ulang plastic hanya mencapai kurang dari 11 persen.
“Padahal pemakaian plastik kita sudah 6 juta ton pertahun. Kemana sisanya, Sebagian besar akan di TPA dan Sebagian besar lagi ke laut. Setelah masuk ke laut, jutaan hewan mati setiap tahunnya. Belum lagi Ketika plastik ini terurai menjadi serpihan-serpihan kecil dan kandungan kimianya masuk ke dalam biota, yang lagi ngetren mikro plastik dimakan ikan dan biota lain bisa mempengaruhi hormonal pada satwa-satwa lain,” jelas Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Segini Gaji dan Tunjangan PPPK Paruh Waktu
- OJK Ingatkan Suntikan Likuiditas Rp200 Triliun Belum Jamin Dorong Kredit
- Mahfud MD Ingatkan Polri Perbaiki Citra Pasca Aksi Kekerasan
- DPR Pastikan Belum Terima Surat Presiden Soal Pergantian Kapolri
- Pembunuh Charlie Kirk Dikabarkan Memiliki Riwayat Penyakit Mental
Advertisement

Kawan Kompak Perkuat Dukungan untuk Pasien Psoriasis dan Vitiligo
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Ketua MA Nepal Ditunjuk Jadi Perdana Menteri Sementara
- Tinjau Dampak Bencana, Prabowo Kunjungi Korban Banjir Bali
- Rusia Diguncang Gempa Magnitudo 7,4, Ini Penyebabnya
- PBNU Desak KPK Tetapkan Tersangka Kasus Korupsi Kuota Haji, Ini Alasannya
- Sejuta Lebih Warga Palestina Menolak Dievakuasi ke Wilayah Selatan Jalur Gaza
- Banyak Orang Hilang Sejak Aksi Demo, Polda Buka Posko Pengaduan 24 Jam
- Respons 7 Desakan Darurat Ekonomi, Luhut Temui Aliansi Ekonom
Advertisement
Advertisement