Advertisement
Ilmuwan Memperingatkan Bumi Akan Jadi Tempat Asing di 2500

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Setiap beberapa tahun sejak tahun 1990 , para ilmuwan telah mengevaluasi kemajuan bumi melalui laporan penilaian ilmiah Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) dan laporan khusus terkait.
Laporan IPCC menilai penelitian yang ada untuk menunjukkan apa yang perlu kita lakukan sebelum tahun 2100 untuk mencapai tujuan, dan apa yang bisa terjadi jika kita tidak melakukannya.
Advertisement
Penilaian PBB yang baru-baru ini diterbitkan atas Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDCs) membuat kita harus siap dengan pemanasan 2,7 derajat Celcius yang sangat berbahaya pada tahun 2100. ini berarti kebakaran, badai, kekeringan, banjir dan panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan tanah yang dalam dan perubahan ekosistem perairan akan lumrah terjadi.
Para peneliti menjalankan proyeksi model iklim global berdasarkan Jalur Konsentrasi Representatif (RCP), yang merupakan proyeksi bergantung waktu dari konsentrasi gas rumah kaca (GRK)atmosfer.
Proyeksi memodelkan skenario mitigasi rendah (RCP6.0), sedang (RCP4.5) dan tinggi (RCP2.6, yang sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris "di bawah 2 derajat Celcius") hingga tahun 2500.
Para Ilmuwan juga memodelkan distribusi vegetasi, tekanan panas, dan kondisi pertumbuhan untuk tanaman utama saat ini, untuk memahami jenis tantangan lingkungan yang mungkin dihadapi anak-anak saat ini dan keturunan mereka sejak abad ke-22 dan seterusnya.
Dalam model yang diproyeksikan, mereka menemukan bahwa suhu rata-rata global terus meningkat melampaui 2100 di bawah RCP4.5 dan 6.0. Di bawah skenario tersebut, vegetasi dan area penanaman tanaman terbaik bergerak ke arah kutub, dan area yang cocok untuk beberapa tanaman berkurang.
Tempat-tempat dengan sejarah panjang kekayaan budaya dan ekosistem, seperti Lembah Amazon, bisa menjadi tandus.
Lebih lanjut lagi, tekanan panas dapat mencapai tingkat yang fatal bagi manusia di daerah tropis yang saat ini berpenduduk padat. Daerah seperti itu mungkin menjadi tidak layak huni. Bahkan permukaan laut terus naik karena mengembang dan bercampurnya air di lautan yang memanas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wakil Kepala BGN Ingatkan Program MBG Jangan Berorientasi Bisnis
- Cuaca di Sebagian Besar Wilayah Indonesia Hari Ini Hujan Ringan
- Pemerintah Bakal Bangun Enam Pusat Perawatan Pesawat Udara Terpadu
- 2.039 Kios Lakukan Kecurangan Penjualan Pupuk, Begini Respons Mentan
- Kemenkeu Salurkan Rp644,9 Triliun Dana Transfer ke Daerah
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Buruh DIY Tuntut Upah Minimum Rp3,6 Juta pada 2026
- Jip Bawa Lima Mahasiswa UGM Alami Kecelakaan di Karanganyar
- 2.039 Kios Lakukan Kecurangan Penjualan Pupuk, Begini Respons Mentan
- Siswa PKL Asal Klaten Meninggal Akibat Kecelakaan di Sukoharjo
- Calon Kadinkes dan Kadinsos Kulonprogo Ikuti Rangkaian Tes
- Polisi Tetapkan H Tersangka Utama Kasus Pembunuhan Pegawai Alfamart
- Wagub DIY: Paritrana Award 2025 Wujud Nyata Komitmen Lindungi Pekerja
Advertisement
Advertisement