Advertisement
Duh...Bantuan Covid-19 untuk Sopir Angkot Hanya Beras 5 Kg, Organda: Sungguh Terlalu

Advertisement
Harianjogja.com, PURWAKARTA – Ratusan sopir angkutan kota (angkot) di Kabupaten Purwakarta belum lama ini mendapat bantuan sebanyak 5 kg beras. Bantuan tersebut diklaim untuk meringankan beban mereka selama penerapan PPKM.
Ketua DPC Organda Kabupaten Purwakarta Tatan Margandi menuturkan, pihaknya cukup mengapresiasi perhatian yang diberikan pemerintah kepada para sopir angkot di wilayahnya. Hanya saja, menurutnya bentuk bantuan tersebut sangat tidak wajar.
Advertisement
“Para sopir angkot menjadi salah satu yang sangat merasakan dampak besar pandemi ini apalagi selama penerapan PPKM atau pemberlakuan pembatasan jalur,” ujar Tatan saat dihubungi, Minggu (7/8/2021).
Tatan tak menampik, selama pandemi Covid-19 yang sudah berjalan dua tahun ini bantuan yang diterima para sopir ini sangatlah minim. Yakni, baru bantuan besar sebanyak 5 kg untuk masing-masing sopir. Itupun, bantuan dari Kementerian Sosial melalui Dinas Sosial.
“Saat ini, seluruh sopir sudah mengeluhkan soal kondisinya kepada kami. Kami juga telah melaporkan kondisi ini ke provinsi, baik secara lisan maupun tertulis,” jelas dia.
Tatan menegaskan, jika berbicara Organda berarti tidak hanya seputaran sopir angkutan kota atau angkutan pedesaan saja. Karena, di Organda ini menaungi seluruh armada. Termasuk, sopir angkutan barang, dan juga sopir travel.
Adapun jumlah sopir yang ada di bawah naungan organisasinya, ada lebih dari 1.000 orang, 900 orang di antaranya merupakan sopir angkot dan angkutan pedesaan. Sedangkan sopir yang sudah mendapat bantuan beras baru 800 orang. Sisanya, belum tersentuh bantuan.
“Padahal saat ini kondisi di lapangan para sopir itu sudah sangat ‘lapar’,” seloroh dia.
Aturan PPKM level 4, katanya, berimbas pada penyekatan sejumlah ruas jalan. Dengan ditutupnya ruas jalan ini, membuat sopir semakin merana.
“Saat ini, pemerintah pusat maupun daerah hanya fokus pada vaksinasi saja. Padahal, isi perut juga jauh lebih penting,” imbuh dia.
Tatan mengaku, para sopir di lapangan sering curhat. Bahkan, saking sulitnya menghadapi kondisi saat ini, mereka sudah tak takut lagi terpapar Covid-19. Karena di rumah mereka, ada perut-perut yang harus menahan lapar.
BACA JUGA: Mobilitas Warga di DIY Diklaim Turun 30%
Terkait dengan bantuan dari Kemensos, pihaknya juga menilai bantuan itu sangat jauh dari ideal. Lantaran, hanya berupa beras 5 kilogram. Bantuan ini, sangat jauh berbeda dengan pemberian dari pemerintah daerah sebelumnya. Yakni, kalau ada penyekatan jalan, seperti imbas HUT Purwakarta atau car free day, para sopir, terutama sopir angkot suka dikasih kompensasi.
“Ya kalau boleh nawar, minimalnya sembako komplit. Bukan menampik, kalau hanya beras lima kilogram, kami mengelus dada. Beras itu kan harus dimasak, butuh buat beli gasnya, butuh buat temen nasinya,” tambah dia.
Karena kondisi ini, lanjut Tatan, pihaknya mempertanyakan dan meminta solusi dari pemerintah daerah. Karena hingga saat ini, sentuhan langsung dari pemerintah daerah untuk para sopir belum dirasakan. (K60)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Pemkot Jogja Siapkan Pembatasan Bus Besar dan Uji Coba Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor Tahun Ini
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
Advertisement
Advertisement