Advertisement
Hipmi Desak Pemerintah Tak Perpanjang PPKM Level 4

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM tidak lagi diperpanjang.
"Pemerintah lebih baik fokus dengan edukasi dan penerapan protokol kesehatan, serta akselerasi vaksinasi," kata Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Hipmi Ajib Hamdaniujar Ajib, dikutip dari tempo.co, Minggu (8/8/2021).
Advertisement
BACA JUGA : Perpanjangan PPKM Level 4, Penyekatan di DIY
Menurutnya, selama Juli 2021, ekonomi, terutama Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat terkontraksi. Hal tersebut tecermin dari Purchasing Managers' Index atau PMI yang turun drastis menjadi 40,1.
Pemerintah sebelumnya memperpanjang PPKM Level 4 di Tanah Air hingga Senin, 9 Agustus 2021.
Ajib memperkirakan ekonomi akan terus tertekan hingga Agustus 2021 jika PPKM terus dilanjutkan. "Akselerasi vaksinasi akan lebih produktif. Kesehatan terus terjaga, ekonomi bisa terselamatkan," tambahnya.
Ia mengakui PPKM memang mampu menurunkan laju penyebaran Covid-19. Tetapi, kebijakan tersebut menyebabkan ekonomi menjadi goncang dan kemiskinan bertambah. Yang paling berbahaya, kata dia, kesenjangan juga makin lebar.
"UKM banyak yang bangkrut, tetapi golongan orang kaya justru semakin meningkat karena punya akses uang dan kesempatan dalam masa pandemi," tutur Ajib.
BACA JUGA : Perpanjangan PPKM Level 4, Kota Jogja Fokus Penyekatan
Akibatnya, kemiskinan dan kesenjangan akan menjadi masalah apabila PPKM terus diperpanjang. Ia menegaskan pengetatan protokol kesehatan, serta akselerasi vakasinasi menjadi jalan tengah terbaik untuk sisi kesehatan dan ekonomi.
Terlebih lagi, Ajib menilai bantuan yang diberikan pemerintah selama PPKM ini relatif tanggung dalam menopang daya beli masyarakat dan hanya bersifat sementara. Penyaluran bantuan ini juga menghadapi persoalan basis data yang tidak terintegrasi dan kurang valid di lapangan.
"Bansos kalau berupa barang, justru memperkaya pengusaha yang berjualan barang. Kalau dalam bentuk uang tunai, rawan untuk dipotong-potong," kata Ajib. Dengan demikian, menurut dia, ketimbang PPKM, pemerintah seharusnya memberi ruang keleluasaan bagi warga untuk terus bekerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Pembangunan Tol Jogja-Solo Segmen Prambanan-Purwomartani Sesuai Rencana, Target 2026 Sampai Gerbang Tol Kalasan
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement