Advertisement
Penyaluran Pinjaman Lewat Pinjol Legal Capai Pertumbuhan 102 Persen

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Industri teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending membuktikan diri mampu mencatatkan lonjakan kinerja yang signifikan sepanjang periode 2021.
Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Mei 2021, dikutip Selasa (13/7/2021), penyaluran pinjaman sepanjang periode ini bahkan tumbuh hingga 102,67 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan periode Januari-Mei 2020.
Advertisement
BACA JUGA : Cermati Perbedaan Gaya Menawarkan Pinjaman oleh Pinjol
Tepatnya, Rp56,08 triliun sepanjang Januari-Mei 2021, dibandingkan Rp27,67 triliun pada periode sebelumnya yang notabene sempat mengalami perlambatan pada Maret dan April akibat pengaruh awal pandemi Covid-19.
Apabila dilihat dari outstanding yang dicatatkan pada periode Mei 2021 sebesar Rp21,74 triliun, angkanya pun tumbuh signifikan mencapai 69 persen (yoy) karena pada Mei 2020 hanya mencapai Rp12,86 triliun.
Sementara itu, penyaluran pinjaman secara kumulatif sejak industri berdiri meningkat tajam karena pada Mei 2020 akumulasi penyaluran pinjaman para pemain P2P lending mencapai Rp109,17 triliun, namun kini telah mencapai Rp207,06 triliun pada Mei 2021.
Adapun, terkhusus pada periode Mei 2021, industri memecahkan rekor penyaluran pinjaman bulanannya sepanjang masa karena berhasil menembus angka Rp13,65 triliun per bulan. Sebagai perbandingan, sepanjang 2020 rekor pinjaman bulanan tertinggi industri hanya berada di angka Rp9,65 triliun yang tercipta pada bulan Desember.
BACA JUGA : Ternyata, Berutang Lewat Aplikasi Pinjaman Uang Online
Kinerja positif ini tamaknya turut berpengaruh kepada perkembangan para pemain industri dari sisi aset, dari sebelumnya hanya Rp3,52 triliun pada Mei 2020 kini mencapai Rp4,19 triliun pada Mei 2021. Padahal, jumlah penyelenggara terbilang turun, di mana sebelumnya mencapai 161 platform, kini tersisa 124 platform.
Sekadar informasi, platform P2P lending hanya berperan mempertemukan pendana (lender) dengan peminjam dana (borrower) secara digital, sehingga outstanding pinjaman yang disalurkan bukan termasuk aset dari para penyelenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement