Advertisement
Limbah Makanan di Indonesia Sebabkan Kerugian Ekonomi Ratusan Triliun per Tahun

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kementerian PPN/Bappenas bersama Waste4Change meluncurkan hasil kajian Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia yang dilakukan secara daring dalam Webinar Strategi Pengelolaan FLW untuk Mendukung Ekonomi Sirkular dan Pembangunan Rendah Karbon pada Rabu, 9 Juni 2021.
Peluncuran kajian ini pun didukung oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia serta United Kingdom Foreign, Commonwealth, and Development Office (UKFCDO).
Advertisement
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan diperlukan lompatan yang besar terhadap pola ketersediaan pangan di Indonesia akibat dari permintaan kebutuhan pangan yang tinggi, sementara ketersediaan pangan terbatas akibat pembatasan mobilitas selama pandemi Covid-19.
“Untuk itu, identifikasi food loss & waste yang ada di Indonesia menjadi penting agar kita dapat merencanakan serta mengembangkan upaya-upaya untuk memperkecil gap tersebut,” katanya dalam siaran pers, Kamis (10/6/2021).
BACA JUGA: Ingin Nagita Slavina Dicopot dari Duta PON Papua, 11.722 Orang Teken Petisi
Suharso menjelaskan, hasil kajian menunjukkan timbulan FLW menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp213-551 triliun per tahun atau setara dengan 4-5 persen PDB Indonesia per tahun.
Di sektor lingkungan, pada periode 2000-2019 atau selama 20 tahun lamanya, timbulan FLW di Indonesia mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara dengan 115-184 kg per kapita per tahun.
Dalam periode yang sama, timbulan ini juga menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1.702,9 Megaton CO2, ekuivalen atau setara dengan 7,29 persen rata-rata emisi GRK Indonesia per tahun.
Dari kacamata sosial, kehilangan kandungan energi yang hilang akibat FLW diperkirakan setara dengan porsi makan 61 juta-125 juta orang per tahun.
Data juga menunjukkan bahwa timbulan FLW didominasi oleh jenis padi-padian yakni beras, jagung, gandum, dan produk terkait, sementara jenis pangan yang prosesnya paling tidak efisien adalah sayur-sayuran, di mana kehilangannya mencapai 62,8 persen dari seluruh suplai domestik sayur-sayuran yang ada di Indonesia.
“Dengan menyajikan sejumlah hasil analisis yang bersifat evidence-based, Kajian Food Loss and Waste di Indonesia ini menjadi pedoman dan referensi bagi para pengambil kebijakan sehingga implementasi pembangunan rendah karbon di Indonesia dapat memenuhi target yang telah ditetapkan,” ujar Suharso.
Dia menambahkan, hasil kajian juga diharapkan dapat digunakan sebagai landasan untuk penyusunan kebijakan guna membantu mewujudkan komitmen Indonesia dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals).
“Kondisi pandemi yang masih terus berlangsung mendorong kami untuk memanfaatkan momentum pemulihan nasional pascapandemi Covid-19 untuk membangun kembali Indonesia secara lebih baik dan berkelanjutan, salah satunya dimulai dengan transisi bertahap dari ekonomi konvensional menuju ekonomi sirkular, termasuk di dalamnya isu food loss and waste,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
Advertisement

Jembatan Pandansimo, Harapan Ekonomi Baru Warga Selatan Kulonprogo
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub
- Tiga Tersangka Korupsi Sritex Dilimpahkan ke Kejari Surakarta
- Kawal Demo Pengemudi Ojol, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan
- Kecelakaan Maut di Lereng Gunung Bromo, Jalur Penyelamat Perlu Ditambah
- Zulhas Dorong Pembentukan Kopdes Merah Putih di Pesantren
- Lelang KPK Terhadap Barang Rampasan Digelar, Ini Linknya
- Prabowo Dikabarkan Gelar Pelantikan Menteri Hari Ini
Advertisement
Advertisement