Advertisement
Sistem Pendinginnya Diprotes, Lion Air: AC Pesawat Normal

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Lion Air memastikan sistem pendingin udara pada penerbangan JT-924 dengan rute Solo menuju Bali melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo di Boyolali tidak bermasalah.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang M. Prihantoro mengatakan penerbangan yang menggunakan Boeing 737-900ER registrasi PK-LHR, dengan jumlah 135 penumpang tersebut telah dijalankan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Advertisement
"Sehubungan dengan keluhan dari penumpang mengenai sistem pendingin udara, perlu Lion Air sampaikan bahwa sebelum keberangkatan pesawat [pre flight check] telah menjalani pemeriksaan secara menyeluruh. Pesawat dinyatakan laik terbang dan beroperasi [airworthy for flight]," kata Danang dalam siaran pers, Kamis (27/5/2021).
Dia menjelaskan, sistem pendingin udara senantiasa dinyalakan (aktif dan bekerja) pada seluruh penerbangan. Hal ini guna memastikan siklus udara bekerja saat di darat dan maksimal ketika di udara.
Danang menuturkan jadwal keberangkatan dari Bandara Internasional Adi Soemarmo pukul 08.10 WIB dan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada 10.25 WITA.
Lion Air senantiasa patuh menjalankan operasional dan layanan penerbangan berdasarkan ketentuan atau peraturan yang berlaku dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang memenuhi aspek keselamatan keamanan serta sebagaimana pedoman protokol kesehatan.
Danang menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang apabila pada saat penerbangan merasakan terganggu perjalanannya atas ketidaknyamanan yang timbul.
Sebelumnya, anggota DPRD Kota Solo dari Fraksi PDIP (FPDIP), Siti Muslikah, memarahi dua pramugari Lion Air pada Kamis (27/5/2021) pagi.
Insiden itu bermula ketika Siti dan rombongan Panitia Khusus (Pansus) DPRD Solo tentang Pencabutan Perda bertolak ke Bali sekitar pukul 08.00 WIB. Rombongan tersebut masuk pesawat 30 menit sebelum keberangkatan.
Selama 30 menit menunggu di pesawat mereka dibuat kegerahan lantaran AC pesawat tidak menyala. Menurut Siti, sebelum pesawat take off penumpang diberi tahu AC akan dinyalakan sesaat setelah lepas landas.
Benar saja, sesaat setelah terbang, AC pun dinyalakan. “Setelah take off memang nyala [AC], tapi nyalanya sangat rendah seperti kehabisan freon kalau mobil. Semua orang [penumpang] kipas-kipas,” ujarnya kepada Solopos.com, Kamis.
Akhirnya anggota DPRD Kota Solo itu pun memanggil pramugari Lion Air dan meminta penjelasan atas kondisi yang terjadi. Menurut pramugari, kondisi itu terjadi karena sedang ada perbaikan yang belum selesai. Tidak lupa pramugari memberi penjelasan sambil meminta maaf.
Ketika ditanya Siti kenapa dalam kondisi AC mati tapi pesawat tetap terbang, pramugari tersebut mengaku tidak tahu. “AC mati kok bisa terbang, aku bilang begitu. Mohon maaf ibu, kami tidak tahu, jawab pramugarinya,” urainya.
Siti mengatakan kondisi di dalam pesawat yang AC-nya mati itu sangat gerah dan panas. Dengan kondisi itu akhirnya ia dan penumpang lain terpaksa melepaskan masker. “Masker kami lepas. Panas seperti itu tidak bisa napas,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Empat Anak Tewas di Jagakarsa, Polisi Temukan Pesan Bertuliskan "Puas Bunda, tx for All" di TKP
- 80 Persen Lebih Warga Gaza Mengungsi Sejak Serangan Israel 7 Oktober
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jokowi Disebut Membuntuti Kampanye Ganjar, Ini Respons Istana
- Erupsi Marapi: 30 Warga Melaporkan Orang Hilang, SAR Terus Lakukan Pencarian
- Oknum Petinggi Partai Diduga Terlibat dalam Kasus Eks Mentan SYL
- Dugaan Korupsi Bansos Kemensos, KPK Periksa Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
- Ade Armando Singgung Politik Dinasti di Jogja, Begini Komentar Ganjar Pranowo
- Erick Thohir Rampingkan BUMN Jadi 65 Perusahaan
- Penanganan Stunting di Indonesia Diklaim mencapai 18 Persen
Advertisement
Advertisement