Advertisement
Laju Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Menurun, Ini Saran Pakar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Laju vaksinasi Covid-19 di Indonesia belakangan ini mengalami penurunan yang cukup besar. Rata-rata jumlah penyuntikkan per hari hanya berkisar 250.000 hingga 300.000 dosis per hari, padahal sebelumnya bisa sampai menembus 500.000 penyuntikan per hari.
Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Profesor Zubairi Djoerban mengatakan masyarakat tidak perlu panik dengan kondisi tersebut.
Advertisement
"Apakah harus panik? Jangan. Harus waspada. Iya. Kenapa? Karena tidak ada penyakit yang herd immunity-nya berhasil tanpa vaksin yang gencar. Contoh saja campak. Penyakit itu bisa kembali ketika tingkat vaksinasinya turun," ujarnya melalui akun Twitternya @ProfesorZubairi, Rabu (21/4/2021).
BACA JUGA : Warga Jogja! Begini Cara Cepat Dapat Vaksinasi Covid-19 Meski Bukan Prioritas
Zubairi pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung segala upaya pemerintah untuk program vaksinasi Covid-19.
"Kekebalan kawanan atau herd immunity alami tidak bisa menghentikan laju Covid-19. Saya optimistis Indonesia bisa membuat laju vaksin kembali meningkat. Kebijakan saat ini pun sudah cukup baik. Bismillah," ujarnya.
Laju vaksinasi di Indonesia turun hingga 300 ribu dosis. Apakah harus panik? Jangan. Harus waspada. Iya. Kenapa? Karena tidak ada penyakit yang herd immunity-nya berhasil tanpa vaksin yang gencar. Contoh saja campak. Penyakit itu bisa kembali ketika tingkat vaksinasinya turun.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) April 21, 2021
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan tren vaksinasi Covid-19 harian selama Ramadan mengalami penurunan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, rerata jumlah penyuntikkan selama Ramadan berada di kisaran 200 hingga 250 ribu dosis per hari.
"Di bulan April terjadi penurunan penyuntikan per hari, saat puasa juga terjadi penurunan dosis penyuntikannya karena awal-awal puasa mungkin masih beradaptasi dengan kondisi tersebut," kata Nadia dalam diskusi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Minggu (18/4/2021).
Selain itu, Nadia menerangkan tren penurunan penyuntikan tersebut juga disebabkan karena jumlah dosis vaksin Covid-19 yang terbatas.
Pada bulan Maret, imbuhnya, jumlah stok vaksin jadi mencapai 18 juta. Hanya saja, stok itu mengalami penurunan sekitar 7 hingga 15 juta pada April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Cegah Kecurangan Pengisian BBM, Polres Kulonprogo Cek SPBU
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Terbukti Melanggar Kode Etik
- Masjid Agung Kota Bogor Diresmikan, Begini Kemegahannya
- Daop 2 Siapkan 24 Lokomotif-244 Kereta untuk Angkutan Lebaran 2024
- Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya
- Pemulangan Enam Jenazah ABK WNI dari Jepang Dilakukan Bertahap
- Tiga Hari Hilang, 6 Orang Korban Ambruknya Jembatan Baltimore Belum Ditemukan
- Kejagung Bongkar Kasus Korupsi PT Timah Menyeret Harvey Moeis, Ini Komentar Kementerian BUMN
Advertisement
Advertisement