Advertisement

Promo November

Selain Seroja, Ini Siklon yang Harus Diwaspadai Masyarakat

Setyo Aji Harjanto
Jum'at, 09 April 2021 - 16:37 WIB
Budi Cahyana
Selain Seroja, Ini Siklon yang Harus Diwaspadai Masyarakat Citra satelit terkait perkembangan Siklon Tropis Seroja dan Pertumbuhan Siklon Tropis Odette, Jumat, 9 April 2021 - Dok. BMKG

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut pertumbuhan Siklon Tropis Odette di Samudera Hindia dapat memberikan dampak tidak langsung bagi wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan pertumbuhan Siklon Tropis Odette berawal dari bibit siklon 90S. Siklon 90 S ini muncul bersamaan dengan bibit siklon atau cikal bakal Siklon Tropis Seroja pada Jumat (4/4/2021).

Advertisement

"Bibit siklon 90S yang sejak tanggal 2 April 2021 muncul bersamaan dengan bibit siklon cikal bakal siklon Seroja saat ini telah tumbuh menjadi Siklon Tropis Odette di Samudra Hindia," jelas Guswanto lewat keterangan tertulis, Jumat (9/4/2021).

Menurut hasil monitoring BMKG, posisi siklon ini berada pada 14.2 LS dan 107.77 BT atau sekitar 780 kilometer selatan barat daya dari Cilacap, Jawa Tengah.

Adapun, kecepatan angin maksimum pada pusat sirkulasi Siklon Tropis Odette mencapai 45 knots atau sekitar 80 kilometer per jam dan tekanan udara di pusat sirkulasinya mencapai 900 hPa.

Penamaan 'Siklon Tropis Odette' ini, kata Guswanto dilakukan oleh Australian Bureau of Meteorology (BoM) Tropical Cyclone Warning Center (TCMC) lantaran posisi siklon tropis ini berada pada wilayah tanggung jawab Australia.

"Karena posisi siklon tropis tersebut berada di wilayah tanggungjawab Australia," jelasnya.

Menurut prediksinya, Siklon Tropis Odette ini akan terus bergerak ke arah selatan-barat daya menjauhi wilayah Indonesia dengan intensitas yang cenderung melemah.

Keberadaan Siklon Tropis Seroja dan Siklon tropis Odette dalam 24 jam kedepan ini memberikan dampak tidak langsung seperti potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir serta angin kencang di sejumlah wilayah.

Wilayah yang dimaksud adalah Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, akan tetapi tidak se-ekstrem seperti dampak Siklon Tropis Seroja yang melanda sebagian besar wilayah NTT dan NTB.

"Potensi tersebut dipastikan tidak akan seekstrem seperti ketika kejadian Siklon Tropis Seroja masih di dekat wilayah Nusa Tenggara Timur," kata Guswanto.

Adapun, potensi dampak gelombang tinggi, dia menjelaskan bahwa hal itu dapat terjadi hingga 2 hari kedepan.

Guswanto menjelaskan bahwa tinggi gelombang 1.25-2.5 meter berpeluang terjadi di Laut Jawa, Perairan Selatan P. Bali Hingga P. Sumba, Selat Bali-Selat Lombok-Selat Alas Bag. Selatan, Selat Sumba Bag. Barat, Laut Sawu Bag. Selatan, Perairan Selatan P. Sawu, dan Perairan Selatan P. Rotte.

Kemudian tinggi gelombang 2.5 - 4.0 meter berpeluang terjadi di Perairan P. Enggano-Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Samudra Hindia Barat Kep. Mentawai Hingga Lampung, Selat Sunda Bagian Barat Dan Selatan, Perairan Selatan P. Jawa, dan Samudra Hindia Selatan NTB Hingga NTT.

Selanjutnya, tinggi gelombang 4.0 - 6.0 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa-Bali.

Dengan melihat hasil analisa dan prakiraan perkembangan pertumbuhan Siklon Tropis Odette tersebut, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati pada potensi angin kencang dan hujan lebat yang masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah serta mewaspadai potensi dampak seperti banjir, tanah longsor dan banjir bandang.

"Masyarakat diimbau untuk tetap berhati hati," kata Guswanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Polemik Maskot Pilkada Jogja Bias Gender, FP3KY Sebut Jadi Pembelajaran

Jogja
| Selasa, 26 November 2024, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement