Advertisement
Vaksinasi di Kampus Diprioritaskan untuk Lansia

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Keterbatasan vaksin membuat sejumlah kampus harus menerapkan skala prioritas untuk pemberian vaksinasi Covid-19 bagi dosen dan tenaga kependidikan. Dosen lansia, pejabat struktural dan frontliner menjadi prioritas pemberian vaksin di Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang mulai digelar sejak Selasa (6/4/2021).
Rektor UAD Muchlas menjelaskan jumlah dosen dan tenaga kependidikan di kampus yang ia pimpin sebanyak 1.300 namun dan telah diajukan permohonan vaksinasi. Namun saat ini baru diberikan sebanyak 500 dosis. Sehingga harus dilakukan skala prioritas pemberian vaksin tersebut.
Advertisement
BACA JUGA : UGM Gelar Vaksinasi Massal untuk Masyarakat Sekitar
“Kami melakukan pemilihan dosen tendik dengan prioritas, yang lansia usia 59 tahun ke atas, prioritas untuk pejabat strukural yang mereka setiap hari harus melakukan aktivitas luring dan daring karena memiliki risiko tinggi. Selain itu tenaga kependidikan yang mereka front liner menjadi ujung dari pelayanan mereka kontak setiap hari dari orang luar UAD ini juga kami prioritaskan,” katanya dalam keterangan persnya.
Ia menambahkan vaksinasi tersebut sebagai salah satu persiapan UAD dalam menyambut kuliah tatap muka terbatas yang rencananya digelar pada tahun akademi baru 2021/2022 mendatang.
“Tatap muka terbatas sedang merencanakan luring terbatas semester depan. Kami membentuk tim, satgas untuk persiapan infrastuktur, karena ada luring, permasalahan bukan sekedar menghadirkan mahasiswa ke kampus tetapi menghadirkan mahasiswa dari luar DIY karena jadi perhatian Bersama,” ujarnya.
BACA JUGA : Pemberian Vaksin Tenaga Pendidik & Kependidikan
Kepala Bapelkes Dinkes DIY Henny Aprita yang hadir dalam vaksinasi tersebut mengungkapkan skala prioritas pemberian vaksinasi memang diterapkan di sejumlah kampus karena keterbatasan dosis vaksin. Dinkes DIY belum dapat memastikan jumlah kiriman vaksin dari Pemerintah Pusat karena yang dikirim belum tentu sesuai dengan jumlah yang diajukan. Ia mencontohkan UAD yang telah mengajukan 1.300 dosis namun yang tersedia baru 500 dosis.
“Ini perlu secara bertahap dengan prioritas pelayan publik dan lansia, kami sudah membuat jadwal dikoordinasikan sehingga semua lancar termasuk ketersediaan vaksin. Karena vaksin tidak langsung semua bisa dipenuhi pusat sehingga kami harus membuat jadwal. Semua sudah masuk ke tempat kami dan sudah dijadwalkan. Seperti UAD yang dijadwalkan 1.300 tetapi baru ada 500 vaksin,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 1,66 Persen pada Mei 2025, Kenaikan Harga Emas dan Minyak Goreng Jadi Pemicu
- Ditinggal Ibadah Haji, Uang Rp100 Juta Milik Sekda Situbondo Raib Dicuri
- Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Perusahaan Singapura
- Korban Koperasi BLN Gugat Rp3,1 Triliun ke Pengadilan Negeri Salatiga
- Prabowo Bakal Akui Israel Jika Palestina Merdeka, Begini Respons MUI hingga PDIP
Advertisement

Tanggapan Ketua Umum Muhammadiyah Soal Putusan Sekolah Swasta Gratis
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Perusahaan Singapura
- Timwas DPR Minta Pemerintah Tak Lepas Tangan Perkara Jemaah Haji Furoda yang Gagal Berangkat
- Dipanggil KPK, Eks Dirjen Binapenta Beberkan Kasus Suap di Lingkungan Kemenaker
- Tim Gabungan Telah Evakuasi 21 Orang Tewas di Gunung Kuda, Cirebon
- Sri Mulyani Hapus Pemberian Uang Saku ASN Rapat di Luar Kantor
- Ditinggal Ibadah Haji, Uang Rp100 Juta Milik Sekda Situbondo Raib Dicuri
- BNPB Nyatakan Longsor di Gunung Kuda Cirebon Adalah Kecelakaan Kerja
Advertisement
Advertisement