Advertisement
Negaranya Sedang Gawat! Dubes Myanmar untuk PBB Minta Dunia Lindungi Rakyat Myanmar

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun mengungkapkan harapannya akan perlindungan dari dunia internasional terhadap keselamatan rakyat Myanmar, termasuk Asean, meski memiliki keterbatasan.
Hal ini diungkapkan dalam wawancara Kyaw Moe Tun dengan Channel News Asia, Jumat (12/3/2021).
Advertisement
Hal disampaikan Moe Tun saat ditanya apakah sepakat dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan bahwa Asean dapat memfasilitasi Myanmar agar kembali normal.
Moe Tun meyakini anggota Asean akan saling bahu-membahu untuk mencarikan solusi perdamaian dengan cara yang bersahabat di Myanmar.
“Pada saat yang sama, ada batasan dalam cara bekerja Asean… Di Asean, apa pun yang kita lakukan, kita lakukan dengan konsensus … Terkadang konsensus tersebut membuat beberapa hal jadi agak sulit,” katanya seperti dikutip dari Channel News Asia.
Moe Tun menegaskan perlunya tindakan cepat dan konstruktif untuk melindungi warga sipil tak berdosa.
“Waktu benar-benar penting bagi rakyat Myanmar, terutama warga sipil, warga sipil tak berdosa. Kita perlu mendapatkan tindakan konstruktif yang melindungi rakyat Myanmar. Itulah yang kami rindukan, itulah yang kami harapkan dari komunitas internasional, termasuk anggota keluarga Asean kami," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, menteri luar negeri anggota Asean bertemu secara khusus secara virtual untuk membahas perkembangan situasi di Myanmar pada 2 Maret 2021.
Pertemuan ini dilakukan setelah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terus melakukan konsultasi ke negara-negara dalam kunjungan ke Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand serta komunikasi intensif secara informal.
Menlu Retno bersama Menlu Thailand Don Pramudwinai juga sempat bertemu dengan Menlu Myanmar Wunna Maung Lwin di Thailand pada 24 Februari lalu.
Dubes Kyaw Moe Tun berharap besar Asean dapat memfasilitasi dialog dengan pihak junta militer dan mendesak PBB agar menolak mengakui rezim militer.
Dia juga menegaskan bahwa pembebasan Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan pejabat lainnya sangat penting.
“Kami berharap adanya dialog… Pembebasan mereka sangat penting bagi kami semua. Jika tidak, kami tidak akan mencapai dialog yang berarti. Itu adalah pandangan pribadi saya,” kata Kyaw Moe Tun.
Junta militer Myanmar mengumumkan pemecatan Kyaw Moe Tun usai mengkritik kudeta militer Myanmar di depan Sidang Majelis Umum PBB.
Namun, Tin Maung Naing, perwakilan Myanmar di PBB yang ditunjuk oleh junta mengundurkan diri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Channel News Asia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement