Advertisement
Program Subsidi Gaji Tak Lanjut pada 2021, Ini Alasan Menko Airlangga
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020). - ANTARA FOTO/Fauzan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pemerintah tidak melanjutkan penyaluran subsidi bantuan upah kepada pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta pada tahun ini. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan alasannya.
Airlangga menjelaskan fokus pemerintah dalam menyalurkan bantuan sosial tahun ini berbeda dari tahun lalu. Jika pada 2020 pemerintah memberikan subsidi gaji untuk meningkatkan daya beli, maka pada tahun ini pemerintah lebih fokus menyalurkan bantuan untuk sektor produktif.
Advertisement
Alasan pertama adalah untuk mengurangi angka pengangguran yang mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Baru Diresmikan, Eskalator Pasar Prawirotaman Sudah Rusak
Kedua, jika pemerintah memberikan bantuan kepada sektor produktif, maka masyarakat akan kembali mendapat penghasilan yang akhirnya akan berdampak pada peningkatan daya beli.
“Kita dorong lebih ke sektor produktif agar menggerakkan 2 hal, pertama megurangi [jumlah] mereka yang tidak bekerja, kedua ada cash forward,” jelasnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021, Selasa (9/3/2021).
Dengan demikian, Airlangga mengatakan pemerintah akan mendorong industri padat karya, termasuk UMKM, yang salah satunya melalui kampanye bangga buatan Indonesia.
Baca juga: Diklaim Efektif Cegah Covid-19, 1,1 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Tiba di Indonesia
Di samping itu, Airlangga menyampaikan pemerintah juga mempertimbangkan kondisi spasial, di mana ekonomi beberapa daerah di Indonesia terdongkrak akibat meningkatnya harga CPO dan nikel yang tinggi.
Misalnya, petani dan pekebun di Sumatera dan Kalimantan mengalami peningkatan pendapatan karena harga CPO meningkat hingga mencapai US$1.000. Demikian juga kenaikan harga nikel yang terjadi di Sulawesi, Maluku, dan Papua.
“Pada saat yangg sama harga karet naik 50 persen, artinya petani dan pekebun di Sumatera bergembira dengan harga tinggi. Kemudian di Sulawesi, Maluku, dan Papua, harga nikel naik tinggi, dengan demikian pertumbuhan disana berkontribusi positif 2 persen,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gempa Bumi Magnitudo 4,8 Bikin Panik Warga Tarakan
- Pesawat Kargo UPS yang Meledak Angkut Bahan Bakar dan Paket Besar
- Bupati Banyuwangi Dukung Rencana Baru Proyek Kereta Cepat Whoosh
- Hanyut di Sungai Jolinggo Kendal, Tiga Mahasiswa KKN UIN Semarang MD
- Prabowo Minta Pintu Pelintasan Diperbarui Cegah Kecelakaan Kereta Api
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Mensos Usulkan MBG untuk Lansia dan Difabel
- Prakiraan BMKG Rabu 5 November 2025, DIY Hujan Ringan
- PSG vs Bayern Skor 1-2, Luis Diaz Dikartu Merah Seusai Cetak 2 Gol
- Kulonprogo Usulkan Integrasi Stasiun Wates dan Reaktivasi 2 Stasiun
- Jadwal DAMRI Jogja ke YIA Kulonprogo Rabu 5 November 2025
- Catat, Jadwal SIM Keliling Sleman di November 2025
- Jaecoo J5 EV Hadir di Jogja, Berikut Spesifikasi dan Harganya
Advertisement
Advertisement




