Advertisement
WHO Sebut Pandemi Covid-19 Belum Berakhir Tahun Ini
Penampakan Kota London yang sunyi, berlatar belakang perkantoran di area komersial, akibat pandemi Covid-19. - Bloomberg/Luke MacGregor
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Meskipun penyebaran Covid-19 melambat di beberapa negara karena pembatasan dan vaksinasi, krisis akibat pandemi Covid-19 belum akan berakhir pada tahun 2021.
Michael Ryan, direktur program kedaruratan World Health Organization (WHO) mengatakan program vaksinasi kepada kelompok paling rentan memang akan membantu mengurangi tragedi dan tekanan di rumah sakit. Tapi tidak membuat pandemi usai.
Advertisement
“Ini masih sangat prematur, dan saya pikir tidak realistis untuk berpikir bahwa kita akan menyelesaikan masalah virus ini pada akhir tahun ini,” katanya seperti dikutip The Guardian, Selasa (2/3).
Dia melanjutkan jika vaksin mulai berdampak, tidak hanya pada risiko kematian dan rawat inap, tapi juga berdampak signifikan terhadap dinamika penularan dan risiko penyebaran, maka hal tersebut akan mempercepat pengendalian pandemi.
Jumlah infeksi global baru meningkat pada minggu lalu untuk pertama kalinya, dalam hampir dua bulan terakhir. Kasus yang dilaporkan meningkat di empat dari enam wilayah kerja WHO yakni Amerika Serikat, Eropa, Asia Tenggara, dan Mediterania Timur.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO mengatakan peristiwa itu sangat mengecewakan, tapi bukan juga hal yang mengherankan. Menurutnya hal ini terjadi karena adanya pelonggaran tindakan masyarakat, sirkulasi varian yang berkelanjutan, dan masyarakat yang lengah.
Dia mengatakan bahwa vaksin akan membantu menyelamatkan nyawa. Akan tetapi, jika negara hanya bergantung pada vaksin, maka itu adalah kesalahan besar. “Langkah-langkah kesehatan masyarakat dasar tetap menjadi kunci dari respons pandemi,” katanya.
Ghebreyesus juga menyoroti ketidaksetaraan dalam akses vaksin. Dia menyambut baik dosis vaksin Covid-19 pertama yang diberikan di Afrika pada pekan ini, di Pantai Gading dan Ghana. Namun, dia menyesalkan bahwa ini terjadi hampir 3 bulan setelah beberapa negara memulai program vaksinasi.
Dia mengecam kondisi di mana beberapa negara terus memprioritaskan vaksinasi pada kelompok muda dan orang dewasa sehat pada populasinya sendiri, ketimbang kelompok rentan dan petugas kesehatan di tempat lain.
Menurutnya, negara tidak bersinergi satu sama lain dan malah memulai perlombaan vaksin. WHO, katanya, tidak meminta negara untuk mempertaruhkan rakyatnya sendiri. Mereka hanya meminta semua negara menjadi bagian dari upaya global untuk menekan virus di mana pun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Pertimbangkan Jual Jet Tempur F-35 ke Turki, Israel Waspada
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
Advertisement
Petani Gunungkidul Terima Bantuan Alsintan Rp12 Miliar
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Tabung Gas Bocor, Warung Soto di Baleharjo Ludes Terbakar
- Tanpa Kembang Api, Kunjungan Malam Tahun Baru Pantai Glagah Turun
- TWC Ingatkan Wisatawan Hormati Nilai Sakral Candi Prambanan
- Tata Cara Pengajuan Permohonan SKB PPh Melalui Aplikasi Coretax
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Selasa 30 Desember 2025
- Edukasi Pertanahan, Kantah Kota Jogja Gelar Angkling Darta di Kotagede
- Lengkap! Jadwal SIM Keliling di Bantul Hari Ini
Advertisement
Advertisement



